CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Sabtu, 18 Mei 2013

WAnita sepanjang siklus kehidupan

            Salah satu upaya untuk menjelaskan persoalan-persoalan kesehatan manusia dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan siklus hidup. Dari siklus hidup ini dapat dirinci perkembangan psikologis dan sosiologis serta kebutuhan kesehatan individu tersebut.
Pendekatan yang diterapkan dalam menguraikan ruang lingkup Kesehatan Reproduksi adalah pendekatan siklus hidup, yang berarti memperhatikan kekhususan kebutuhan penannganan sistem reproduksi pada setiap fase kehidupan, serta kesinambungan antar fase kehidupan tersebut. Dengan demikian, masalah kesehatan reproduksi pada setiap fase kehidupan dapat diperkirakan, yang bila tidak ditangani dengan baik maka hal ini dapat berakibat buruk pada masa kehidupan selanjutnya. perkembangan individu akan maksimal serta potensi genetiknya akan berkembang dengan baik jika kepadanya diberikan lingkungan berkualitas, baik dari gizi maupun lingkungan sosialnya sehingga pada akhirnya dapat membangun pribadi manusia yang sehat baik secara jasmaniah, emosi, spiritual, sosial dan ekonmi.
Dalam pendekatan siklus hidup ini, dikenal lima tahap, yaitu:
·         Konsepsi
·         Bayi dan anak
·         Remaja
·         Usia subur
·         Usia lanjut
                  Berikut digambarkan pendekatan siklus hidup kesehatan reproduksi, untuk laki-laki dan perempuan dengan memperhatikan hak reproduksi perorangan. Perempuan mempunyai kebutuhan khusus dibandingkan laki-laki karena kodratnya untuk haid, hamil, melahirkan, menyusui, dan mengalami menopause, sehingga memerlukan pemeliharaan kesehatan yang lebih intensif selama hidupnya. Ini berarti bahwa pada masa-masa kritis, seperti pada saat kehamilan, terutama sekitar persalinan, diperlukan perhatian khusus terhadap perempuan


2.1. Konsepsi
a. Perlakuan sama terhadap janin laki-laki/perempuan
b. Pelayanan antenatal, persalinan aman dan nifas serta pelayanan bayi baru lahir.
c. Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : pengutamaan jenis kelamin, BBLR, kurang gizi (malnutrisi).
d. Pendekatan pelayanan antenatal, promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.

2.2. Bayi dan anak
Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai Balita merupakan salah satu periode usia manusia setelah bayi sebelum anak awal. Rentang usia balita dimulai dari dua sampai dengan lima tahun,atau biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 24-60 bulan. Periode usia ini disebut juga sebagai usia prasekolah.
Untuk meningkatkan kemampuan kognitif PAUD dapat diberikan melalui bermain, karna bermain sangat penting bagi perkembangan anak seutuhnya. Melalui bermain anak secara tidak langsung melakukan kegiatan belajar. Waktu bermain anak akan mendapatkan kesempatan bereksplorasi, bereksperimen dan dengan bebas mengekspresikan dirinya. Dengan bermain, tanpa sengaja anak akan memahami konsep tentang kognitif, afektif dan psikomotorik serta melihat adanya hubungan antara satu dengan yang lainnya. Bermain merupakan pendekatan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pada anak usia dini. Selain itu, Cara belajar yang dilakukan pada usia prasekolah ini melalui rangsang dari lingkungannya, terutama lingkungan rumah. Terdapat pula pendidikan di luar rumah yang melakukan kegiatan belajar lebih terprogram dan terstruktur, walau tidak selamanya lebih baik.
Permainan peran, melatih kemampuan pemahaman sosial
contoh: permainan sekolah, dokter-dokteran, ruman-rumahan dll
Permainan imajinasi melatih kemampuan kreativitas anak
Permainan motorik, melatih kemampuan motorik kasar dan halus.
Motorik Kasar contoh: spider web, permainan palang, permainan keseimbangan dll
Motorik halus: meronce, mewarnai, menyuap.
            Beberapa peran social yang dimunculkan anak – anak dalam kehidupan di masyarakat, antara lain :
2.2.1        Mengembangkan kepribdiannya, memiliki hak bermain dan berekspresi sesuai dengan dirinya.
Berbagai pengalaman ini berperan penting dalam mewujudkan apa yang dinamakan dengan pembentukan diri secara utuh, yang tidak akan dapat tercapai kecuali dengan memberikan kemerdekaan secara penuh kepada anak dan membina jiwa kemandiriannya. Untuk mencapai ini semua, seorang pendidik mempunyai peran yang penting dalam mendidik seorang anak, karena melalui pendidikan ini terdapat pengaruh yang besar dan jelas dalam membentuk kepribadiannya. Lingkungan keluarga yang dipenuhi dengan rasa cinta dan rasa saling tolong, yang berlandaskan dengan ikatan yang kuat antara keluarga, juga mempunyai andil yang besar dalam membentuk kepribadian seorang anak, serta dapat memotivasi anak untuk membina dirinya dan meningkatkan kemampuan dan potensinya.
Dengan bermain, anak – anak secara tidak langsung dapat berekspresi sesuai dengan keinginannya sendiri. Anak-anak usia dini, suka sekali  berlari, berteriak, bermain sambil ngomong sendiri, memainkan permainannya  dengan berisik, dan lain-lain. Mungkin sebagai orang yang dewasa,  hal ini sangat mengganggu, sehingga kadang kita menyuruh mereka untuk tidak berisik. Dengan menyuruh mereka untuk bermain dengan tenang dan tidak membuat  gaduh, anak-anak menjadi  merasa tertekan. Dalam tekanan inilah, anak-anak menjadi  kurang bisa berekspresi secara bebas. Alangkah baiknya, bila kita memberikan kesempatan anak-anak untuk berekspresi secara bebas. Bisa dengan cara memberikan ruangan bermain khusus bagi mereka, menemani  mereka, atau bisa juga dengan cara membuatkan jadwal bermain bagi mereka. Mengajak anak-anak bermain di ruangan terbuka, misalnya dengan mengajak bermain di taman dan wisata alam akan sangat membantu anak untuk bisa berekspresi  secara kreatif dan bebas….
2.2.2        Tanda Soaial dari Keluarga
Perlu diketahui pula bahwa keluarga juga sangat rentan terhadap perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Wajar sekali jika para pengamat menyebut masyarakat yang sehat terdiri atas keluarga yang sehat pula. Setiap transformasi sosial, budaya, dan politis, yang berpotensi melemahkan struktur kekeluargaan, dapat menjadi faktor negatif dalam pembentukan generasi berikutnya. Dengan kata lain, keluarga merupakan refleksi dari sebuah masyarakat secara keseluruhan. Begitu pula dengan hadirnya seorang anak dalam keluarga. Anak tersebut sangat erat hubungannya dengan keadaan keluarganya misalnya tingkat sosial. Seorang anak yang sehat dan cerdas dapat menunjukkan diri sebagai tanda sosial bagi keluarganya.

2.2.3        Anak adalah Pemegang Amanah Harapan Orang Tua
Setiap orang tua pasti mengharapkan suatu hari nanti akan sukses dalam kehidupannya. Sebelum lahir saja sudah dipersiapkan nama yang baik dan mempunyai makna sesuai keinginan kita anak itu menjadi apa. Oleh sebab itu, Orang tua akan berusaha mendidik dan menyekolahkannya setinggi mungkin. Bagaimana pun caranya mereka lakukan agar kelak anak bisa memenuhi harapan orangtua, sukses dalam hidupnya. Dan tentunya juga berharap anak lebih baik lagi daripada kita mereka.
Sesungguhnya yang utama adalah harus mendidiknya dengan menanamkan kebaikan dan budi . Kemudian baru mengajarkan mencari kekayaan. Tetapi jaman sekarang mengajarkan mencari uang yang utama, kebaikkan dan budi belakangan. Kenapa harus mengajarkan kebaikkan dan budi yang utama?
Sebab itulah modalnya untuk mencapai sukses yang sesungguhnya kelak. Ada kebaikkan dan budi walau tanpa kekayaan, masih bisa mengharumkan nama orangtua dan menjadikannya manusia yang bernilai. Tetapi kalau punya kekayaan , tanpa adanya budi dan kebaikkan, mungkin bisa menghancurkan hidupnya sendiri dan juga merusak nama orangtuanya.
2.2.4        Kehadiran anak memperkuat nilai solidaridas keluarga
Dengan hadirnya seorang anak dapat membuat suatu keluarga menjadi semakin dekat. Hubungan sesema orang tua pun juga menjadi lebih tinggi dan rekat bila didukung oleh kehadiran anak yang berkualitas. Hal ini terbukti karena hampir semua orang tua merasa senang jika mengetahui bahwa istri mereka sedang hamil atau sedang mengandung.
2.2.5        Anak memiliki nilai sosial yang tinggi bagi keluarga, baik ekonomi maupun soial
Kehadiran anak bagi keluarga merupakan tambahan tenaga kerja baru bagi keluarganya. Selain itu, anak memiliki nilai sosial yang tinggi terutama sebagai penerus bagi orang tuanya.

2.3. Remaja
Masa remaja adalah masa transisi diri periode anak ke dewasa. Apabila kita perhatikan dan kita ikuti pertumbuhan anak sejak lahir sampai besar, akan didapatilah bahwa anak itu tumbuh secara berangsur-angsur bersamaan dengan bertambahnya umur. Demikian pula halnya dengan pertumbuhan identitas/konsep diri juga berkembang seiring dengan bertambahnya berbagai pengalaman dan pengetahuan yang didapatnya baik dari pendidikan keluarga sekolah maupun dari masyarakat dimana ia tinggal. Selain pertumbuhan yang cepat, juga tembul tanda-tanda sex sekunder, serta diakhiri dengan berhentinya pertumbuhan. Khusus pada perempuan, masa ini merupakan masa persiapan untuk menjadi calon ibu.
            Aktivitas mereka pun meningkat, sehingga kebutuhan gizinya juga bertambah. Nafsu makan mereka umumnya baik. Brezeberapa masalah kesehatan yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan remaja, antara lain :
2.3.1        Masalah Gizi
Anemia karena kurang zat besi adalah masalah yang paling umum dijumpai terutama pada perempuan. Zat besi diperlukan untuk membentuk sel-sel darah merah, dikonversi menjadi hemoglobin, beredar ke seluruh jaringan tubuh, berfungsi sebagai pembawa oksigen.
Remaja perempuan membutuhkan lebih banyak zat besi daripada laki-laki. Agar zat besi yang diabsorbsi lebih banyak tersedia oleh tubuh, maka diperlukan bahan makanan yang berkualitas tinggi. Seperti pada daging, hati, ikan, ayam, selain itu bahan maknan yang tinggi vitamin C membantu penyerapan zat besi.

2.3.2        Masalah Sex dan Sexualitas
Para remaja dapat memperoleh informasi mengenai seks dan seksualitas dari berbagai sumber, termasuk dari teman sebaya, lewat media massa baik cetak ataupun eletronik termasuk di dalamnya iklan, buku ataupun situs di internet yang khusus menyediakan informasi tentang seks dan seksualitas. Sebagian informasi tersebut dapat dipercaya, sebagian lainnya mungkin tidak. Jadi pemberian pendidikan seks pada remaja sebenarnya adalah mencari tahu terlebih dahulu apa yang telah mereka ketahui mengenai seks dan seksualitas, menambahkan hal yang kurang serta membenarkan informasi yang ternyata tidak sesuai. Informasi yang salah tersebut seperti misalnya informasi bahwa berhubungan seksual merupakan salah satu pembuktian kasih sayang dan apabila berhubungan seksual cuma sekali saja tidak akan menyebabkan kehamilan atau bahwa penyakit AIDS sudah ada obat penyembuhnya. Tanpa adanya informasi yang tepat, maka akan dapat menjerumuskan kehidupan remaja.
Pendidikan seks sendiri merupakan suatu proses untuk memperoleh informasi dan membentuk sikap serta keyakinan mengenai seks, identitas seksual serta hubungan. Pendidikan seks juga dapat membantu remaja untuk memiliki kemampuan sehingga mereka dapat bertindak sesuai apa yang mereka yakini dengan percaya diri. Hal ini berarti juga dapat membantu mereka untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan seksual, ekploitasi seksual, terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan serta penularan penyakit seksual serta HIV dan AIDS.

2.3.3        Munculnya Aneka Ragam Pola atau Gaya Hidup Remaja
Sebagai gambaran tentang masalah remaj'a kaitannya dengan perkembangan kesehatan reproduksi, tulisan ini mengungkap secara ringkas yang bersumber dari beberapa studi yang dilakukan tentang hal tersebut.  Banyak studi yang mengungkap bahwa perkawinan yang terlalu dini serta kehamilan dan persalinan pada usia remaja menyebabkan lbu maupun bayinya berisiko tinggi.  
'Studi analisis situasi di kecamatan Tebet Jakarta (tahun 1997) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) di puskesmas Tebet, dilakukan pengembangan model Pelayanan KRR pada tahun 1997/1998. Kegiatan awal yang dilakukan adalah Analisis Situasi terhadap siswa SMP, SMU, Karang Taruna dan provider dari berbagai unit kerja seperti puskesmas, seksi UKS, Kelurahan, KUA, Kader PKK dan NGO (Yayasan Kusuma Buana), untuk mengidentifikasi masalah remaja, kebutuhan remaja terhadap informasi dan pelayanan serta fasilitas pelayanan yang tersedia.  
Melalui Focus Group Diskusi (FGD) terungkap berbagai masalah remaja, yaitu hubungan seksual sebelum nikah, hamil diluar nikah, masalah aborsi, dan putus sekolah karena menikah, pemakaian alat kontrasepsi pada remaja. Melalui interview terhadap 41 orang remaja (13-18 tahun) diketahui hanya 19.5% remaja pernah memanfaatkan fasilitas pelayanan khusus macam pelayanan yang diperoleh belum mencerminkan pelayanan KRR.
Selain itu, masalah pola konsumsi remaja juga menjadi hal yang berpengaruh pada kesehatan. Bagi produsen, kelompok usia remaja adalah salah satu pasar yang potensial. Alasannya antara lain karena pola konsumsi seseorang terbentuk pada usia remaja. Di samping itu, remaja biasanya mudah terbujuk rayuan iklan, suka ikut-ikutan teman, tidak realistis, dan cenderung boros dalam menggunakan uangnya. Sifat-sifat remaja inilah yang dimanfaatkan oleh sebagian produsen untuk memasuki pasar remaja.
Di kalangan remaja yang memiliki orang tua dengan kelas ekonomi yang cukup berada, terutama di kota-kota besar, mall sudah menjadi rumah kedua. Mereka ingin menunjukkan bahwa mereka juga dapat mengikuti mode yang sedang beredar. Padahal mode itu sendiri selalu berubah sehingga para remaja tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya. Alhasil, muncullah perilaku yang konsumtif.

2.4. Usia subur
Usia dewasa muda, yaitu antara 18 sampai 40 tahun, sering dihubungkan dengan masa subur, karena pada usia ini kehamilan sehat paling mungkin terjadi. Inilah usia produktif dalam menapak karir yang penuh kesibukan di luar rumah. Di usia ini wanita harus lebih memperhatikan kondisi tubuhnya agar selalu dalam kondisi prima, sehingga jika terjadi kehamilan dapat berjalan dengan lancar, dan bayi yang dilahirkan pun sehat. Pada periode ini masalah kesehatan berganti dengan gangguan kehamilan, kelelahan kronis akibat merawat anak, dan tuntutan karir. Kanker, kegemukan, depresi, dan penyakit serius tertentu mulai menggerogoti tubuhnya. Gangguan yang sering muncul pada usia ini, adalah endometriosis yang ditandai dengan gejala nyeri haid, kram haid, nyeri pinggul saat berhubungan seks, sakit saat buang air besar atau buang air kecil. Penderita kadang mengalami nyeri hebat, tetapi ada juga yang tidak mengalami gejala apa-apa.
a. Kehamilan dan persalinan yang aman
b. Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi
c. Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan alat kontrasepsi (KB)
d. Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
e. Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas
f. Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi secara rasional
g. Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim
h. Pencegahan dan manajemen infertilitas.
i. Masalah yang mungkin ditemui: Kesakitan dan kematiani ibu yang disebabkan berbagai kondisi, malnutrisi/anemia, kemandulan, pelecehan/kekerasan seksual, komplikasi aborsi, ISR/IMS/HIV/AIDS dan pengaturan kesuburan.
j. Pendekatan yang dapat dilakukan : pendidikan kesehatan, suplemen, konseling, pencegahan primer, pengobatan KB, pendidikan tentang perilaku seksual yang bertanggungjawab, pencegahan dan pengobatan IMS, pelayanan antenatal, persalinan, post partum pelayanan kebidanan darurat, imunisasi dan informasi-informasi.
Asuhan yang diberikan
a). Kehamilan dan persalinan yang aman
b). Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi
c). Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan alat kontrasepsi ( KB )
d). Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
e). Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas
f). Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi
g). Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim
h). Pencegahan dan manajemen infertilitas.
2.5. Usia Lanjut
            Pada lanjut usia akan merasakan rasa loneliness yaitu suatu pengalaman yang tidak menyenangkan muncul dari hubungan sosial seseorang mengalami kekurangan dalam berbagai aspek, baik dalam kuantitas maupun kualitas.
            Seorang lanjugt usia sering menilai dirinya tidak berharga, tidak di perhatikan, damn tidak dicintai, rasa ini akan semakin dirasakan oleh lanjut usia yang sebelumnya adalah seorang yang aktif dalam bebagai kegiatan yang berhubungan dengan orang banayak. Hilangnya perhatian dan dukungan dari lingkungan sosial yang berkaitan dengan hilangnya kedudukan atau peran dapat menimbulkan konflik atau keguncangan.
Masalah ini terkait dengan sikap masyarakat sebagai orang timur yang menghormati usia lanjut sebagai sesepuh sehingga kurang bisa menerima bila seorang usia lanjut masih aktif dalam berbagai kegiatan produktif, lebih jauh dinyatakan bahwa penyebab menurunya kontak sosial pada lanjut usia.
Masa usia lanjut pada wanita terbagi (klimakterium, menopause, senium) :
2.5.1        Klimakterium
Klimakterium bukan suatu keadaan patologik melainkan suatu masa peralihan yang normal yang berlangsung beberapa tahun sebelum dan sesudah menopause. Fase klimakterium berlangsung bertahap yaitu :
1)      Sebelum menopause
Pada masa ini klimakterium kira-kira dimulai 6 tahun sebelum masa menopause. Disini, fungsi organ reproduksinya mulai turun, kadar estrogen mulai turun dan kadar hormon gonadotropin mulai meningkat sampai timbulnya keluhan tanda-tanda menopause.
2)      Selama menopause
Terjadi selama berlangsungnya menopause, rentangan 1-2 tahun sebelum sampai 1 tahun sesudah menopause. Pada periode ini wanita mengalami keluhan memuncak.
3)      Sesudah menopause
Masa ini berlangsung mulai 6-7 tahun ssesudah menopause. Pada saat  ini kadar estrogen sudah pada titik rendah sesuai dengan keadaan senium dan disertai dengan mulai memburuknya kondisi badan.
2.5.2        Menopause
Menopause adalah periode berhentinya haid secara alamiah atau suatu masa dimana seorang wanita mengalami perdarahan haid terakhir dan tidak pernah mendapatkan haid lagi. Menopause menyebabkan beberapa perubahan fisik yang dapat mempengaruhi fungsi seksual seorang wanita. Ini semua merupakan akibat dari berkurangnya kadar estrogen dan progesteron.
2.5.3        Senium
Pada masa ini telah terjadi kesimbangan hormonal yang baru. Pada masa ini perubahan yang terjadi ialah kemunduran alat-alat tubuh dan kemampuan fisik sebagai proses menjadi tua. Dalam masa ini cenderung terjadi osteoporosis yang disebabkan oleh pengaruh hormon steroid dan osteotrofoblas yang berkurang.

2.6.  Penyebab Kematian dan Harapan Mengenai Kematian
Walaupun kita sering berfikir mngenai kematian yang terjadi di usia tua, namun kemtian ternyata dapat terjadi segala fase dalam siklus kehidupan manusia. Kematian dapat terjadi selama perkembangan prenetal melalui keguguran, ataupun lahir dalam keadaan mati. Kematian juga dapat terjadi selama proses kelahiran berlangsung atau beberapa  hari setelah kelahiran, dan biasanya terjadi karena cacat lahir (a birth defect) atau karena bati tersebut tidak berkembang secara memadahi untuk menompang kehidupannya di luar rahim, bentuk tragis yang paling kusus dari kematian bayi adalah sundden infant death syndrome (SIDS), kematian tiba- tiba pada bayi yang terlihat sehat. SIDS paling sering di usia 2-4 bulan. Penyababnya diduga karna berhentinya pernafasan, tapi sampai saat ini penyebab utamanya belum di ketahui. Bayi yang mati Karena SIDS membuat orang tua sulit  mengatasi perasaan kehilangannya karena bayi tersebut semula lahir dengan begitu sehat, tapi tiba-tiba mati. Memang kematian pada beberapa orang terlihat lebih tragis dibandingkan orang lain. Kematian orang tua yg berusia 90 tahun dianggap alamiah, karena ia telah hidup begitu lama, hidup penuh, sementar kematian seorang bayi dianggap begitu tragis karena hidupnya berakhir sebelum dimulai.
Di masa kanak-kanak, kematian paling sering terjadi karena kecelakaan dapat disebabkan oleh kecelakaan mobil, tenggelam, keracunan, atau jatuh dari tempat yang tinggi.  Penyakit utama yang menyebabkan kematian pada anak-anak adalah sakit jantung, kanker, dan cacat lahir. Bagi anak-anak yang menderita penyakit yang tak tertolong lagi, orang tua akan tetap mendampingi mereka sampai terakhir ,kehidupannya. (Wass & Stillion, 1988). Jarank yang diciptakan barang kali disebabkan oleh depresi yang dialami oleh banyak pasien yang sekarat, atau barangkali cara seorang anak untuk melindungi orang tuanya dari duka cita yang berlebihan pada saat kematian tiba. Kebanyakan anak-anak yang sekarat mengetahui bahwa mereka menderita penyakit yang tak tertolong. Tingkaht perkembangan yang dimiliki, dukungan sosial, dan kemampuan mengatasi masalah akan mempengaruhi seberapa baik anak-anak tersebut mengatasi perasaan atau memahami bahwa mereka akan mati.
Dibandingkan dengan masa kanak-kanak, kematian di masa remaja lebih banyak dikarenakan bunuh diri, kecelakaan sepeda motor, dan pembunuhan. Banyak kecelakaan sepeda motor yang mengakibatkan kematian dimasa remaja berkaitan dengan alkohol.
Orang dewasa lebih sering mati karena penyakit kronis, seperti sakit jantung dan kanker, sedangkan mereka yang berusia dewasa dewasa muda lebih sering mati karena kecelakaan. Penyakit yang diderita orang dewasa sering kali melumpuhkan sebelum, dan mereka kebanyakan berada dalam keadaan sekarat dimana secara lambat laun keadaan tersebut menuju kearah kematian. Banyak juga mereka yang berusia dewasa lebih tua (Kalish, 1987). Orang dewasa yang lebih muda sering merasa tidak diberi kesempatan untuk melakukan apa yang mereka inginkan dalam hidup. Mereka merasa kehilangan apa yang seharusnya mereka capai, sedangkan sebaliknya korang dewasa lanjut merasa mereka kehilangan apa yang telah mereka miliki (Cavanaugh, 1990).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar