Salah
satu upaya untuk menjelaskan persoalan-persoalan kesehatan manusia dapat
dilakukan dengan menggunakan pendekatan siklus hidup. Dari siklus hidup ini
dapat dirinci perkembangan psikologis dan sosiologis serta kebutuhan kesehatan
individu tersebut.
Pendekatan yang diterapkan dalam menguraikan ruang lingkup Kesehatan
Reproduksi adalah pendekatan siklus hidup, yang berarti memperhatikan
kekhususan kebutuhan penannganan sistem reproduksi pada setiap fase kehidupan,
serta kesinambungan antar fase kehidupan tersebut. Dengan demikian, masalah kesehatan reproduksi pada setiap
fase kehidupan dapat diperkirakan, yang bila tidak ditangani dengan baik maka
hal ini dapat berakibat buruk pada masa kehidupan selanjutnya. perkembangan individu akan maksimal
serta potensi genetiknya akan berkembang dengan baik jika kepadanya diberikan lingkungan
berkualitas, baik dari gizi maupun lingkungan sosialnya sehingga pada akhirnya dapat membangun
pribadi manusia yang sehat baik secara jasmaniah, emosi, spiritual, sosial dan
ekonmi.
Dalam pendekatan siklus hidup ini,
dikenal lima tahap, yaitu:
·
Konsepsi
·
Bayi dan anak
·
Remaja
·
Usia subur
·
Usia lanjut
Berikut digambarkan pendekatan
siklus hidup kesehatan reproduksi, untuk laki-laki dan perempuan dengan
memperhatikan hak reproduksi perorangan. Perempuan mempunyai kebutuhan khusus
dibandingkan laki-laki karena kodratnya untuk haid, hamil, melahirkan,
menyusui, dan mengalami menopause, sehingga memerlukan pemeliharaan kesehatan
yang lebih intensif selama hidupnya. Ini berarti bahwa pada masa-masa kritis,
seperti pada saat kehamilan, terutama sekitar persalinan, diperlukan perhatian
khusus terhadap perempuan
2.1. Konsepsi
a. Perlakuan sama terhadap janin
laki-laki/perempuan
b. Pelayanan antenatal, persalinan
aman dan nifas serta pelayanan bayi baru lahir.
c. Masalah yang mungkin terjadi pada
tahap ini : pengutamaan jenis kelamin, BBLR, kurang gizi (malnutrisi).
d. Pendekatan pelayanan antenatal,
promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.
2.2. Bayi dan anak
Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai Balita merupakan salah satu periode usia
manusia setelah bayi sebelum anak awal. Rentang usia balita dimulai dari dua
sampai dengan lima tahun,atau biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 24-60
bulan. Periode usia ini disebut juga sebagai usia prasekolah.
Untuk meningkatkan kemampuan kognitif PAUD dapat diberikan
melalui bermain, karna bermain sangat penting bagi perkembangan anak seutuhnya.
Melalui bermain anak secara tidak langsung melakukan kegiatan belajar. Waktu
bermain anak akan mendapatkan kesempatan bereksplorasi, bereksperimen dan
dengan bebas mengekspresikan dirinya. Dengan bermain, tanpa sengaja anak akan
memahami konsep tentang kognitif, afektif dan psikomotorik serta melihat adanya
hubungan antara satu dengan yang lainnya. Bermain merupakan pendekatan dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran pada anak usia dini. Selain itu, Cara
belajar yang dilakukan pada usia prasekolah ini melalui rangsang dari
lingkungannya, terutama lingkungan rumah. Terdapat pula pendidikan di luar
rumah yang melakukan kegiatan belajar lebih terprogram dan terstruktur, walau
tidak selamanya lebih baik.
Permainan
peran, melatih kemampuan pemahaman sosial
contoh:
permainan sekolah, dokter-dokteran, ruman-rumahan dll
Permainan
imajinasi melatih kemampuan kreativitas anak
Permainan
motorik, melatih kemampuan motorik kasar dan halus.
Motorik
Kasar contoh: spider web, permainan palang, permainan keseimbangan dll
Motorik
halus: meronce, mewarnai, menyuap.
Beberapa peran social yang dimunculkan anak – anak dalam kehidupan di
masyarakat, antara lain :
2.2.1
Mengembangkan kepribdiannya, memiliki hak bermain dan
berekspresi sesuai dengan dirinya.
Berbagai pengalaman ini berperan penting dalam mewujudkan
apa yang dinamakan dengan pembentukan diri secara utuh, yang tidak akan dapat
tercapai kecuali dengan memberikan kemerdekaan secara penuh kepada anak dan
membina jiwa kemandiriannya. Untuk mencapai ini semua, seorang pendidik
mempunyai peran yang penting dalam mendidik seorang anak, karena melalui
pendidikan ini terdapat pengaruh yang besar dan jelas dalam membentuk
kepribadiannya. Lingkungan keluarga yang dipenuhi dengan rasa cinta dan rasa
saling tolong, yang berlandaskan dengan ikatan yang kuat antara keluarga, juga
mempunyai andil yang besar dalam membentuk kepribadian seorang anak, serta
dapat memotivasi anak untuk membina dirinya dan meningkatkan kemampuan dan
potensinya.
Dengan bermain, anak – anak secara tidak langsung dapat
berekspresi sesuai dengan keinginannya sendiri. Anak-anak usia dini, suka
sekali berlari, berteriak, bermain sambil ngomong sendiri, memainkan
permainannya dengan berisik, dan lain-lain. Mungkin sebagai orang yang
dewasa, hal ini sangat mengganggu, sehingga kadang kita menyuruh mereka
untuk tidak berisik. Dengan menyuruh mereka untuk bermain dengan tenang dan
tidak membuat gaduh, anak-anak menjadi merasa tertekan. Dalam
tekanan inilah, anak-anak menjadi kurang bisa berekspresi secara bebas.
Alangkah baiknya, bila kita memberikan kesempatan anak-anak untuk berekspresi
secara bebas. Bisa dengan cara memberikan ruangan bermain khusus bagi mereka,
menemani mereka, atau bisa juga dengan cara membuatkan jadwal bermain
bagi mereka. Mengajak anak-anak bermain di ruangan terbuka, misalnya dengan
mengajak bermain di taman dan wisata alam akan sangat membantu anak untuk bisa
berekspresi secara kreatif dan bebas….
2.2.2
Tanda Soaial dari Keluarga
Perlu diketahui pula bahwa keluarga juga sangat rentan
terhadap perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Wajar sekali jika para
pengamat menyebut masyarakat yang sehat terdiri atas keluarga yang sehat pula.
Setiap transformasi sosial, budaya, dan politis, yang berpotensi melemahkan
struktur kekeluargaan, dapat menjadi faktor negatif dalam pembentukan generasi berikutnya.
Dengan kata lain, keluarga merupakan refleksi dari sebuah masyarakat secara
keseluruhan. Begitu pula dengan hadirnya seorang anak dalam keluarga. Anak
tersebut sangat erat hubungannya dengan keadaan keluarganya misalnya tingkat
sosial. Seorang anak yang sehat dan cerdas dapat menunjukkan diri sebagai tanda
sosial bagi keluarganya.
2.2.3
Anak adalah Pemegang Amanah Harapan Orang Tua
Setiap orang tua pasti mengharapkan suatu hari nanti akan
sukses dalam kehidupannya. Sebelum lahir saja sudah dipersiapkan nama yang baik
dan mempunyai makna sesuai keinginan kita anak itu menjadi apa. Oleh sebab itu,
Orang tua akan berusaha mendidik dan menyekolahkannya setinggi mungkin.
Bagaimana pun caranya mereka lakukan agar kelak anak bisa memenuhi harapan
orangtua, sukses dalam hidupnya. Dan tentunya juga berharap anak lebih baik
lagi daripada kita mereka.
Sesungguhnya yang utama adalah harus mendidiknya dengan
menanamkan kebaikan dan budi . Kemudian baru mengajarkan mencari kekayaan.
Tetapi jaman sekarang mengajarkan mencari uang yang utama, kebaikkan dan budi
belakangan. Kenapa harus mengajarkan kebaikkan dan budi yang utama?
Sebab itulah modalnya untuk mencapai sukses yang
sesungguhnya kelak. Ada kebaikkan dan budi walau tanpa kekayaan, masih bisa
mengharumkan nama orangtua dan menjadikannya manusia yang bernilai. Tetapi
kalau punya kekayaan , tanpa adanya budi dan kebaikkan, mungkin bisa
menghancurkan hidupnya sendiri dan juga merusak nama orangtuanya.
2.2.4
Kehadiran anak memperkuat nilai solidaridas keluarga
Dengan hadirnya seorang anak dapat membuat suatu keluarga
menjadi semakin dekat. Hubungan sesema orang tua pun juga menjadi lebih tinggi
dan rekat bila didukung oleh kehadiran anak yang berkualitas. Hal ini terbukti
karena hampir semua orang tua merasa senang jika mengetahui bahwa istri mereka
sedang hamil atau sedang mengandung.
2.2.5
Anak memiliki nilai sosial yang tinggi bagi keluarga, baik
ekonomi maupun soial
Kehadiran anak bagi keluarga merupakan tambahan tenaga kerja
baru bagi keluarganya. Selain itu, anak memiliki nilai sosial yang tinggi
terutama sebagai penerus bagi orang tuanya.
2.3. Remaja
Masa remaja adalah masa transisi diri periode anak ke
dewasa. Apabila kita perhatikan dan kita ikuti pertumbuhan anak sejak lahir
sampai besar, akan didapatilah bahwa anak itu tumbuh secara berangsur-angsur
bersamaan dengan bertambahnya umur. Demikian pula halnya dengan pertumbuhan
identitas/konsep diri juga berkembang seiring dengan bertambahnya berbagai
pengalaman dan pengetahuan yang didapatnya baik dari pendidikan keluarga
sekolah maupun dari masyarakat dimana ia tinggal. Selain pertumbuhan yang
cepat, juga tembul tanda-tanda sex sekunder, serta diakhiri dengan berhentinya
pertumbuhan. Khusus pada perempuan, masa ini merupakan masa persiapan untuk
menjadi calon ibu.
Aktivitas mereka pun meningkat, sehingga kebutuhan gizinya juga bertambah.
Nafsu makan mereka umumnya baik. Brezeberapa masalah kesehatan yang dapat
berpengaruh terhadap kesehatan remaja, antara lain :
2.3.1
Masalah Gizi
Anemia karena kurang zat besi adalah masalah yang paling
umum dijumpai terutama pada perempuan. Zat besi diperlukan untuk membentuk
sel-sel darah merah, dikonversi menjadi hemoglobin, beredar ke seluruh jaringan
tubuh, berfungsi sebagai pembawa oksigen.
Remaja perempuan membutuhkan lebih banyak zat besi daripada
laki-laki. Agar zat besi yang diabsorbsi lebih banyak tersedia oleh tubuh, maka
diperlukan bahan makanan yang berkualitas tinggi. Seperti pada daging, hati,
ikan, ayam, selain itu bahan maknan yang tinggi vitamin C membantu penyerapan
zat besi.
2.3.2
Masalah Sex dan Sexualitas
Para remaja dapat memperoleh informasi mengenai seks dan
seksualitas dari berbagai sumber, termasuk dari teman sebaya, lewat media massa
baik cetak ataupun eletronik termasuk di dalamnya iklan, buku ataupun situs di
internet yang khusus menyediakan informasi tentang seks dan seksualitas.
Sebagian informasi tersebut dapat dipercaya, sebagian lainnya mungkin tidak.
Jadi pemberian pendidikan seks pada remaja sebenarnya adalah mencari tahu
terlebih dahulu apa yang telah mereka ketahui mengenai seks dan seksualitas,
menambahkan hal yang kurang serta membenarkan informasi yang ternyata tidak
sesuai. Informasi yang salah tersebut seperti misalnya informasi bahwa
berhubungan seksual merupakan salah satu pembuktian kasih sayang dan apabila
berhubungan seksual cuma sekali saja tidak akan menyebabkan kehamilan atau
bahwa penyakit AIDS sudah ada obat penyembuhnya. Tanpa adanya informasi yang
tepat, maka akan dapat menjerumuskan kehidupan remaja.
Pendidikan seks sendiri merupakan suatu proses untuk
memperoleh informasi dan membentuk sikap serta keyakinan mengenai seks,
identitas seksual serta hubungan. Pendidikan seks juga dapat membantu remaja
untuk memiliki kemampuan sehingga mereka dapat bertindak sesuai apa yang mereka
yakini dengan percaya diri. Hal ini berarti juga dapat membantu mereka untuk
menghindari terjadinya penyalahgunaan seksual, ekploitasi seksual, terjadinya
kehamilan yang tidak diinginkan serta penularan penyakit seksual serta HIV dan
AIDS.
2.3.3
Munculnya Aneka Ragam Pola atau Gaya Hidup Remaja
Sebagai gambaran tentang masalah remaj'a kaitannya dengan
perkembangan kesehatan reproduksi, tulisan ini mengungkap secara ringkas yang
bersumber dari beberapa studi yang dilakukan tentang hal tersebut. Banyak studi yang mengungkap bahwa perkawinan yang terlalu
dini serta kehamilan dan persalinan pada usia remaja menyebabkan lbu maupun
bayinya berisiko tinggi.
'Studi analisis situasi di kecamatan Tebet Jakarta (tahun
1997) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan
Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) di puskesmas Tebet, dilakukan pengembangan
model Pelayanan KRR pada tahun 1997/1998. Kegiatan awal yang dilakukan adalah
Analisis Situasi terhadap siswa SMP, SMU, Karang Taruna dan provider dari
berbagai unit kerja seperti puskesmas, seksi UKS, Kelurahan, KUA, Kader PKK dan
NGO (Yayasan Kusuma Buana), untuk mengidentifikasi masalah remaja, kebutuhan
remaja terhadap informasi dan pelayanan serta fasilitas pelayanan yang
tersedia.
Melalui Focus Group Diskusi (FGD) terungkap berbagai masalah
remaja, yaitu hubungan seksual sebelum nikah, hamil diluar nikah, masalah
aborsi, dan putus sekolah karena menikah, pemakaian alat kontrasepsi pada remaja.
Melalui interview terhadap 41 orang remaja (13-18 tahun) diketahui hanya 19.5%
remaja pernah memanfaatkan fasilitas pelayanan khusus macam pelayanan yang
diperoleh belum mencerminkan pelayanan KRR.
Selain itu, masalah pola konsumsi remaja juga menjadi hal
yang berpengaruh pada kesehatan. Bagi produsen,
kelompok usia remaja adalah salah satu pasar yang potensial. Alasannya antara
lain karena pola konsumsi seseorang terbentuk pada usia remaja. Di samping itu,
remaja biasanya mudah terbujuk rayuan iklan, suka ikut-ikutan teman, tidak
realistis, dan cenderung boros dalam menggunakan uangnya. Sifat-sifat remaja
inilah yang dimanfaatkan oleh sebagian produsen untuk memasuki pasar remaja.
Di kalangan remaja yang memiliki orang tua
dengan kelas ekonomi yang cukup berada, terutama di kota-kota besar, mall sudah
menjadi rumah kedua. Mereka ingin menunjukkan bahwa mereka juga dapat mengikuti
mode yang sedang beredar. Padahal mode itu sendiri selalu berubah sehingga para
remaja tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya. Alhasil, muncullah
perilaku yang konsumtif.
2.4. Usia subur
Usia
dewasa muda, yaitu antara 18 sampai 40 tahun, sering dihubungkan dengan masa
subur, karena pada usia ini kehamilan sehat paling mungkin terjadi. Inilah usia
produktif dalam menapak karir yang penuh kesibukan di luar rumah. Di usia ini
wanita harus lebih memperhatikan kondisi tubuhnya agar selalu dalam kondisi
prima, sehingga jika terjadi kehamilan dapat berjalan dengan lancar, dan bayi
yang dilahirkan pun sehat. Pada periode ini masalah kesehatan berganti dengan
gangguan kehamilan, kelelahan kronis akibat merawat anak, dan tuntutan karir.
Kanker, kegemukan, depresi, dan penyakit serius tertentu mulai menggerogoti
tubuhnya. Gangguan yang sering muncul pada usia ini, adalah endometriosis yang
ditandai dengan gejala nyeri haid, kram haid, nyeri pinggul saat berhubungan
seks, sakit saat buang air besar atau buang air kecil. Penderita kadang
mengalami nyeri hebat, tetapi ada juga yang tidak mengalami gejala apa-apa.
a. Kehamilan dan persalinan yang
aman
b. Pencegahan kecacatan dan kematian
akibat kehamilan pada ibu dan bayi
c. Menjaga jarak kelahiran dan
jumlah kehamilan dengan penggunaan alat kontrasepsi (KB)
d. Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
e. Pelayanan kesehatan reproduksi
berkualitas
f. Pencegahan dan penanggulangan
masalah aborsi secara rasional
g. Deteksi dini kanker payudara dan
leher rahim
h. Pencegahan dan manajemen
infertilitas.
i. Masalah yang mungkin ditemui:
Kesakitan dan kematiani ibu yang disebabkan berbagai kondisi,
malnutrisi/anemia, kemandulan, pelecehan/kekerasan seksual, komplikasi aborsi,
ISR/IMS/HIV/AIDS dan pengaturan kesuburan.
j. Pendekatan yang dapat dilakukan :
pendidikan kesehatan, suplemen, konseling, pencegahan primer, pengobatan KB, pendidikan
tentang perilaku seksual yang bertanggungjawab, pencegahan dan pengobatan IMS,
pelayanan antenatal, persalinan, post partum pelayanan kebidanan darurat,
imunisasi dan informasi-informasi.
Asuhan yang diberikan
a). Kehamilan dan persalinan yang aman
b). Pencegahan kecacatan dan
kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi
c). Menjaga jarak kelahiran dan
jumlah kehamilan dengan penggunaan alat kontrasepsi ( KB )
d). Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
e). Pelayanan kesehatan reproduksi
berkualitas
f). Pencegahan dan penanggulangan
masalah aborsi
g). Deteksi dini kanker payudara dan
leher rahim
h). Pencegahan dan manajemen
infertilitas.
2.5. Usia Lanjut
Pada lanjut usia akan merasakan rasa
loneliness yaitu suatu pengalaman yang tidak menyenangkan muncul dari hubungan
sosial seseorang mengalami kekurangan dalam berbagai aspek, baik dalam
kuantitas maupun kualitas.
Seorang lanjugt usia sering menilai
dirinya tidak berharga, tidak di perhatikan, damn tidak dicintai, rasa ini akan
semakin dirasakan oleh lanjut usia yang sebelumnya adalah seorang yang aktif
dalam bebagai kegiatan yang berhubungan dengan orang banayak. Hilangnya
perhatian dan dukungan dari lingkungan sosial yang berkaitan dengan hilangnya
kedudukan atau peran dapat menimbulkan konflik atau keguncangan.
Masalah ini
terkait dengan sikap masyarakat sebagai orang timur yang menghormati usia
lanjut sebagai sesepuh sehingga kurang bisa menerima bila seorang usia lanjut
masih aktif dalam berbagai kegiatan produktif, lebih jauh dinyatakan bahwa
penyebab menurunya kontak sosial pada lanjut usia.
Masa usia
lanjut pada wanita
terbagi (klimakterium,
menopause, senium) :
2.5.1
Klimakterium
Klimakterium bukan suatu keadaan
patologik melainkan suatu masa peralihan yang normal yang berlangsung beberapa
tahun sebelum dan sesudah menopause. Fase klimakterium berlangsung bertahap
yaitu :
1)
Sebelum menopause
Pada
masa ini klimakterium kira-kira dimulai 6 tahun sebelum masa menopause. Disini,
fungsi organ reproduksinya mulai turun, kadar estrogen mulai turun dan kadar
hormon gonadotropin mulai meningkat sampai timbulnya keluhan tanda-tanda
menopause.
2)
Selama menopause
Terjadi
selama berlangsungnya menopause, rentangan 1-2 tahun sebelum sampai 1 tahun
sesudah menopause. Pada periode ini wanita mengalami keluhan memuncak.
3)
Sesudah menopause
Masa
ini berlangsung mulai 6-7 tahun ssesudah menopause. Pada saat ini kadar
estrogen sudah pada titik rendah sesuai dengan keadaan senium dan disertai
dengan mulai memburuknya kondisi badan.
2.5.2
Menopause
Menopause
adalah periode berhentinya haid secara alamiah atau suatu masa dimana seorang
wanita mengalami perdarahan haid terakhir dan tidak pernah mendapatkan haid
lagi. Menopause menyebabkan beberapa perubahan fisik yang dapat mempengaruhi
fungsi seksual seorang wanita. Ini semua merupakan akibat dari berkurangnya
kadar estrogen dan progesteron.
2.5.3
Senium
Pada masa
ini telah terjadi kesimbangan hormonal yang baru. Pada masa ini perubahan yang
terjadi ialah kemunduran alat-alat tubuh dan kemampuan fisik sebagai proses
menjadi tua. Dalam masa ini cenderung terjadi osteoporosis yang disebabkan oleh
pengaruh hormon steroid dan osteotrofoblas yang berkurang.
2.6. Penyebab Kematian dan Harapan Mengenai Kematian
Walaupun kita sering berfikir mngenai kematian yang terjadi
di usia tua, namun kemtian ternyata dapat terjadi segala fase dalam siklus
kehidupan manusia. Kematian dapat terjadi selama perkembangan prenetal melalui
keguguran, ataupun lahir dalam keadaan mati. Kematian juga dapat terjadi selama
proses kelahiran berlangsung atau beberapa hari setelah kelahiran, dan
biasanya terjadi karena cacat lahir (a birth defect) atau karena bati tersebut
tidak berkembang secara memadahi untuk menompang kehidupannya di luar rahim,
bentuk tragis yang paling kusus dari kematian bayi adalah sundden infant death
syndrome (SIDS), kematian tiba- tiba pada bayi yang terlihat sehat. SIDS paling
sering di usia 2-4 bulan. Penyababnya diduga karna berhentinya pernafasan, tapi
sampai saat ini penyebab utamanya belum di ketahui. Bayi yang mati Karena SIDS
membuat orang tua sulit mengatasi perasaan kehilangannya karena bayi
tersebut semula lahir dengan begitu sehat, tapi tiba-tiba mati. Memang kematian
pada beberapa orang terlihat lebih tragis dibandingkan orang lain. Kematian
orang tua yg berusia 90 tahun dianggap alamiah, karena ia telah hidup begitu
lama, hidup penuh, sementar kematian seorang bayi dianggap begitu tragis karena
hidupnya berakhir sebelum dimulai.
Di masa kanak-kanak, kematian paling sering terjadi karena
kecelakaan dapat disebabkan oleh kecelakaan mobil, tenggelam, keracunan, atau
jatuh dari tempat yang tinggi. Penyakit utama yang menyebabkan kematian
pada anak-anak adalah sakit jantung, kanker, dan cacat lahir. Bagi anak-anak
yang menderita penyakit yang tak tertolong lagi, orang tua akan tetap
mendampingi mereka sampai terakhir ,kehidupannya. (Wass & Stillion, 1988).
Jarank yang diciptakan barang kali disebabkan oleh depresi yang dialami oleh
banyak pasien yang sekarat, atau barangkali cara seorang anak untuk melindungi
orang tuanya dari duka cita yang berlebihan pada saat kematian tiba. Kebanyakan
anak-anak yang sekarat mengetahui bahwa mereka menderita penyakit yang tak
tertolong. Tingkaht perkembangan yang dimiliki, dukungan sosial, dan kemampuan
mengatasi masalah akan mempengaruhi seberapa baik anak-anak tersebut mengatasi
perasaan atau memahami bahwa mereka akan mati.
Dibandingkan dengan masa kanak-kanak, kematian di masa
remaja lebih banyak dikarenakan bunuh diri, kecelakaan sepeda motor, dan
pembunuhan. Banyak kecelakaan sepeda motor yang mengakibatkan kematian dimasa
remaja berkaitan dengan alkohol.
Orang dewasa lebih sering mati karena penyakit kronis,
seperti sakit jantung dan kanker, sedangkan mereka yang berusia dewasa dewasa
muda lebih sering mati karena kecelakaan. Penyakit yang diderita orang dewasa
sering kali melumpuhkan sebelum, dan mereka kebanyakan berada dalam keadaan
sekarat dimana secara lambat laun keadaan tersebut menuju kearah kematian.
Banyak juga mereka yang berusia dewasa lebih tua (Kalish, 1987). Orang dewasa
yang lebih muda sering merasa tidak diberi kesempatan untuk melakukan apa yang
mereka inginkan dalam hidup. Mereka merasa kehilangan apa yang seharusnya
mereka capai, sedangkan sebaliknya korang dewasa lanjut merasa mereka
kehilangan apa yang telah mereka miliki (Cavanaugh, 1990).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar