CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Minggu, 19 Mei 2013

PENDARAHAN POST PARTUM


BAB I
PENDAHULUAN

Jika kita berbicara tentang persalinan sudah pasti berhubungan dengan perdarahan, karena semua persalinan baik pervaginam ataupun perabdominal (section cesarea ) selalu disertai perdarahan. Pada persalinan pervaginam perdarahan dapat terjadi sebelum, selama ataupun sesudah persalinan.
Suatu perdarahan dikatakan fisiologis apabila hilangnya darah tidak melebihi 500 cc pada persalinan pervaginam dan tidak lebih dari 1000 cc pada sectio cesarea. Perlu diingat bahwa perdarahan yang terlihat pada waktu persalinan sebenarnya hanyalah setengah dari perdarahan yang sebenarnya. Seringkali sectio cesarea menyebabkan perdarahan yang lebih banyak, harus diingat kalau narkotik akan mengurangi efek vasokonstriksi dari pembuluh darah.
            Infeksi nifas adalah infeksi bakteri pada traktus genetalia, terjadi sesudah melahirkan yang ditandai dengan kenaikan suhu sampau 38 derajat celcius atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama pasca persalinan. Menurut derajatnya, septicemia merupakan infeksi paling berat dengan mortalitas tinggi. Terutama bila sumber infeksi telah menjalar ke organ-organ vital. Perdarahan bersama-sama infeksi dan gestosis merupakan tiga besar penyebab utama langsung dari kematian maternal.




BAB II
ISI
2.1  PENDARAHAN POST PARTUM
a.       Defenisi
Perdarahan pasca persalinan adalah perdarahan atau hilangnya darah 500 cc atau lebih yang terjadi setelah anak lahir. Perdarahan dapat terjadisebelum, selama, atau sesudah lahirnya plasenta.
Menurut waktu terjadinya dibagi atas dua bagian
a. Perdarahan postpartum primer (early postpartum hemorrhage)
yang terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir.
b. Perdarahan postpartum sekunder (late postpartum hemorrhage)
 yang terjadi antara 24 jam dan 6 minggu setelah anak lahir.

b.      Etiologi
Faktor-faktor yang menyebabkan hemorrhage postpartum
1. Atonia uteri
Atonia uteri adalah suatu keadaan dimana uterus gagal untuk berkontraksi dan mengecil sesudah janin keluar dari rahim.
Perdarahan postpartum secara fisiologis di control oleh kontraksi serat-serat myometrium terutama yang berada disekitar pembuluh darah yang mensuplai darah pada tempat perlengketan plasenta. Atonia uteri terjadi ketika myometrium tidak dapat berkontraksi. Pada perdarahan karena atonia uteri, uterus membesar dan lembek pada palpusi. Atonia uteri juga dapat timbul karena salah penanganan kala III persalinan, dengan memijat uterus dan mendorongnya kebawah dalam usaha melahirkan plasenta, sedang sebenarnya bukan terlepas dari uterus. Atonia uteri merupakan penyebab utama perdarahan postpartum.
2. Retensio Plasenta
     Apabila plasenta belum lahir setengah jam setelah janin lahir, hal itu dinamakan retensio plasenta. Hal ini bisa disebabkan karena : plasenta belum lepas dari dinding uterus atau plasenta sudah lepas akan tetapi belum dilahirkan.
Jika plasenta belum lepas sama sekali, tidak terjadi perarahan, tapi apabila terlepas sebagian maka akan terjadi perdarahan yang merupakan indikasi untuk mengeluarkannya.
Plasenta belum lepas dari dinding uterus karena :
- kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta ( plasenta adhesiva )
- Plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab vilis komalis menembus desidva sampai miometrium – sampai dibawah peritoneum
Sisa plasenta yang tertinggal merupakan penyebab 20-25 % dari kasus perdarahan postpartum.
3. Trauma
Sekitar 20% kasus hemorraghe postpartum disebabkan oleh trauma jalan lahir, perdarahan yang terus terjadi ( terutama merah menyala ) dan kontraksi uterus baik akan mengarah pada perdarahan dari laserasi ataupun episitomi.
Episiotomi dapat menyebabkan perdarahan yang berlebihan jika mengenai artery atau vena yang besar, jika episitomi luas, jika ada penundaan antara episitomi dan persalinan, atau jika ada penundaan antara persalinan dan perbaikan episitomi.

c.       Faktor Resiko
Riwayat hemorraghe postpartum pada persalinan sebelumnya merupakan faktor resiko paling besar untuk terjadinya hemorraghe postpartum sehingga segala upaya harus dilakukan untuk menentukan keparahan dan penyebabnya. Beberapa faktor lain yang perlu kita ketahui karena dapat menyebabkan terjadinya hemorraghe postpartum
1. Grande multipara
2. Perpanjangan persalinan
3. Chorioamnionitis
4. Kehamilan multiple
5. Injeksi Magnesium sulfat
6. Perpanjangan pemberian oxytocin

d.      Pencegahan dan Manajemen
1.      Pencegahan Pendarahan Post Partum
·         Perawatan masa kehamilan
Mencegah atau sekurang-kurangnya bersiap siaga pada kasus-kasus yang disangka akan terjadi perdarahan adalah penting
·         Persiapan persalinan
Di rumah sakit diperiksa keadaan fisik, keadaan umum, kadar Hb, golongan darah, dan bila memungkinkan sediakan donor darah dan dititipkan di bank darah
·         Persalinan
Setelah bayi lahir, lakukan massae uterus dengan arah gerakan circular atau maju mundur sampai uterus menjadi keras dan berkontraksi dengan baik
2.      Manajemen Pendarahan Post partum
Tujuan utama pertolongan pada pasien dengan perdarahan postpartum adalah menemukan dan menghentikan penyebab dari perdarahan secepat mungkin.
Terapi pada pasien dengan hemorraghe postpartum mempunyai 2 bagianpokok :
a. Resusitasi dan manajemen yang baik terhadap perdarahan
Pasien dengan hemorraghe postpartum memerlukan penggantian cairan dan pemeliharaan volume sirkulasi darah ke organ – organ penting. Pantau terus perdarahan, kesadaran dan tanda-tanda vital pasien.
Pastikan dua kateler intravena ukuran besar (16) untuk memudahkan pemberian cairan dan darah secara bersamaan apabila diperlukan resusitasi cairan cepat.
Pemberian cairan : berikan ringer lactate
Transfusi darah : bisa berupa whole blood ataupun packed redcell
Evaluasi pemberian cairan dengan memantau produksi urine (dikatakan perfusi cairan ke ginjal adekuat bila produksi urin dalam 1jam 30 cc atau lebih)
b. Manajemen penyebab hemorraghe postpartum
Tentukan penyebab hemorraghe postpartum :
·         Atonia Uteri
Periksa ukuran dan tonus uterus dengan meletakkan satu tangan di fundus uteri dan lakukan massase untuk mengeluarkan bekuan darah di uterus dan vagina. Apabila
terus teraba lembek dan tidak berkontraksi dengan baik perlu dilakukan massase yang lebih keras dan pemberian oxytocin. Pengosongan kandung kemih bisa mempermudah kontraksi uterus dan memudahkan tindakan selanjutnya.
·         Trauma Jalan Lahir
Perlukaan jalan lahir sebagai penyebab pedarahan apabila terus sudah berkontraksi dengan baik tapi perdarahan terus berlanjut. Lakukan eksplorasi jalan lahir untuk mencari
perlukaan jalan lahir dengan penerangan yang cukup. Lakukan reparasi penjahitan setelah diketahui sumber perdarahan, pastikan penjahitan dimulai diatas puncak luka dan berakhir
dibawah dasar luka. Lakukan evaluasi perdarahan setelah penjahitan selesai.
·         Gangguan Pembekuan Darah
Jika manual eksplorasi telah menyingkirkan adanya rupture uteri, sisa plasenta dan perlukaan jalan lahir disertai kontraksi uterus yang baik mak kecurigaan penyebab perdarahan adalah
gangguan pembekuan darah. Lanjutkan transfuse darah.

2.2  INFEKSI NIFAS
a.       Defenisi
Infeksi post partum adalah infeksi bakteri pada traktus genitalia, terjadi sesudah melahirkan, yang ditandai dengan kenaikan suhu sampai dengan 28 derjat atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama pasca persalinan.
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat – alat genitalia kembali pada keadaan sebelum hamil, kira – kira 6-8 minggu.

b.      Fisiologi Post partum
Akhir dari persalinan hamper seluruh system tubuh mengalami perubahan secara progresif. Semua perubahan pada ibu post partum perlu dimonitor, untuk menghindari terjadinya komplikasi.

c.       Etiologi
·         Eksasogen : kuman yang dating dari luar
·         Autogen : kuman yang masuk dari tempat lain didalam tubuh
·         Endogen : kuman dari jalan lahir
Etiologi pendarahan post partum berdasarkan klasifikasi dan penyebabnya :
·         Atonia uteri, disebabkan oleh peregangan rahim yang berlebihan karena gameli atau anak yang terlalu besar.
·         Robekan jalan lahir, pendarahan dalam keadaan plasenta lahir lengkap dan kontraksi rahim baik, dapat dipastikan pendarahan tersebut berasal dari perlukaan jalan lahir.
·         Retensio plasenta, plasenta yang sukar dilepaskan yang disebebkan oleh perlengketan yang sangat kuat antara plasenta dan uterus.

d.      Faktor Predisposisi
·         Keadaan yang dapat menurunkan daya tahan penderita, seperti pendarahan yang banyak, pre eklamsi, dan infeksi lainnya.
·         Partus lama terutama dengan ketuban pecah dini.
·         Tindakan debah vagina yang menyebabkan perlukaan jalan lahir.
·         Tertinggalnya sisa plasenta, selaput ketuban, dan bekuan darah.

e.       Patologi
Setelah kala III, daerah bekas insertion plasenta dengan permukaan yang tidak rata, adanya benjolan- benjolan karena banyaknya vena yang ditutupi thrombus dan merupakan area yang baik untuk tumbuhnya kuma-kuman dan masuknya jenis-jenis yang patogen dalam tubuh wanita. Serviks sering kali mengalami perlukaan pada persalinan, begitu juga vulva, vagina, perineum, merupakan tempat masuknya kuman patogen. Proses radang dapat terbatas pada luka-luka tersebut atau dapat menyebar diluar luka asalnya.


  

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Perdarahan adalah salah satu penyebab utama langsung kematian maternal, terutama di Negara yang kurang berkenbang perdarahan merupakan penyebab terbesar kematian maternal.
Perdarahan pasca persalinan adalah perdarahan 500 cc atau lebih yang terjadi setelah anak lahir. Perdarahan dapat terjadi secar massif dan cepat, atau secara perlahan – lahan tapi secara terus menerus. Perdarahan hanyalah gejala, harus dicari tahu penyebabnya untuk memberikan
pertolongan sesuai penyebabnya.



















DAFTAR PUSTAKA
Ilmu Kebidanan, editor Prof.dr. Hanifa Wiknjosastro, SpOg, edisi Ketiga
cetakan Kelima,Yayaan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 1999
Prof.Dr.Rustam Mochtar, MPH, Sinopsis Obstretis, edisi 2 jilid 1, Editor Dr.
Delfi Lutan, SpOG
Kapita Selekta Kedokteran Edisi ke tiga Jilid Pertama , Editor Arif Mansjoer ,
Kuspuji Triyanti, Rakhmi Savitri , Wahyu Ika Wardani , Wiwiek Setiowula

Tidak ada komentar:

Posting Komentar