BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi (Gunawan,1998).
Pelayanan Keluarga Berencana yang
merupakan salah satu didalam paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial
perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena dengan mutu pelayanan Keluarga
Berencana berkualitas diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan
kesejahteraan. Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan masalah
kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan
penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi
serta hak reproduksi. Maka pelayanan Keluarga Berencana harus menjadi lebih
berkualitas serta memperhatikan hak-hak dari klien/ masyarakat dalam memilih
metode kontrasepsi yang diinginkan.
Sebenarnya ada cara yang baik dalam
pemilihan alat kontrasepsi bagi ibu. Sebelumnya ibu mencari informasi terlebih
dahulu tentang cara-cara KB berdasarkan informasi yang lengkap, akurat dan
benar.Untuk itu dalam memutuskan suatu cara kontrasepsi sebaiknya
mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi yang rasional, efektif dan efisien. KB
merupakan program yang berfungsi bagi pasangan untuk menunda kelahiran anak pertama
(post poning), menjarangkan anak (spacing) atau membatasi (limiting) jumlah
anak yang diinginkan sesuai dengan keamanan medis serta kemungkinan kembalinya
fase kesuburan (ferundity).
Berbagai jenis alat kontrasepsi diantaranya
susuk merupakan alat KB yang terdiri dari 6 tube kecil dari plastik dengan
panjang masing-masing 3cm. Susuk disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena
dipasang di bawah kulit pada lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di
bawah kulit lengan atas sebelah dalam, bentuknya semacam tabung-tabung kecil
atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya sebesar batang korek api.
Hormon yang dikandung dalam susuk ini
adalah progesterone, yakni hormon yang berfungsi menghentikan suplai hormon
estrogen yakni hormon yang mendorong pembentukan lapisan dinding lemak dan,
dengan demikian menyebabkan terjadinya menstruasi. Alat KB yang ditempatkan di
bawah kulit ini efektif mencegah kehamilan dengan cara mengalirkan secara
perlahan-lahan hormon yang dibawanya. Selanjutnya hormon akan mengalir ke dalam
tubuh lewat pembuluh-pembuluh darah.
Susuk KB bekerja efektif selama 5 tahun. Jika
dalam waktu tersebut si pemakai menginginkan kehamilan, maka susuk dapat segera
diangkat. Tapi jika tidak, si pemakai tidak perlu repot-repot lagi menggunakan
alat KB lain. Hanya sesekali ia perlu memeriksakan kesehatan ke dokter atau
bidan yang memasangkan susuk tersebut. Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5
tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun.
Penggunaan kontrasepsi ini biayanya
ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil
lagi. Berbentuk kapsul silastik (lentur), panjangnya sedikit lebih pendek
daripada batang korek api. Dibandingkan pil atau suntikan KB, hormon yang
terkandung dalam susuk ini lebih sedikit. Namun demikian, efek sampingan yang
dibawanya tetap ada. Oleh karena itu, sebelumnya pemakai harus
mengkonsultasikan riwayat dan kondisi kesehatannya terlebih dulu.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang
tersebut diatas, maka dapat dicari fungsi dari pembuatan makalah ini , yaitu :
1.Mengetahui definisi dari KB susuk
2.Mengetahui indikasi dan kontraindikasi KB susuk
3.Mengetahui keuntungan dan kekurangan KB susuk
4.Mengetahui efektifitas Kb susuk
5.Mengetahui efek samping penggunaan KBsusuk
6.Mengetah Cara Pemasangan KB susuk
BAB II
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI
Kontrasepsi berasal dari kata kontra
berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel
telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan
kehamilan. Dengan kata lain kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya
kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel
sperma tersebut (BKKBN, 2003).
Implant adalah kontrasepsi berupa
kapsul kecil terbuat dari karet silikon, berisi cover gestrel yang
dipasang dibawah kulit lengan atas wanita, oleh karena itu disebut juga alat
kontrasepsi bawah kulit (AKBK).
Kontrasepsi yang popular dengan nama
“susuk KB” ini berisi lovonorgestrel, terdiri dari 2 kapsul yang diinsersikan
di bawah kulit lengan atas bagian dalam, kira-kira 6-10 cm dari lipat siku.
Levonorgestrel adalah suatu progestin yang telah banyak dipakai dalam pik KB
seperti ovral dan nordette. Setiap kapsul mengandung 38 mg lovonorgestrel. Setiap
hari ke enam kapsul akan melepas 50 mikro gram levonorgestrel. Dan akan efektif
sebagai kontra sepsi untuk 5 tahun(Gunawan,1999).
Konsep mekanisme kerjanya sebagai progesterone
yang dapat menghalangi pengeluaran Luteinizing Hormone (LH) sehingga
tidak terjadi ovulasi, mengentalkan lender servik dan menghalangi
migrasi spermatozoa, serta menyebabkan situasi endometrium tidak siap
menjadi tempat nidasi (Manuaba, 1998).
B.
JENIS-JENIS IMPLANT
Dikenal 2 macm implan. Yaitu :
a)
Non biodegradable implan
1) Norplan
(6 ‘’kasul’’) , berisi hormon levonogrestel, daya kerja 5 tahun.
2) Norplan
-2 (2 batang), berisi hormon levonogrestel, daya kerja 3 tahun
3) Satu
batang, berisi hormon ST- 1435, daya kerja 2 tahun. Rencana siap pakai: Tahun
4) Satu batang, berisi hormon
3-keton desogesteri daya kerja 2,5-4
tahun.[hanafi,2004,hal 179]
Sedangkan
non biodegradable implan dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
1) Norplan
1) Norplan
Dipakai
sejak tahun 1987, terdiri dari 6 ‘’kapsul’’ kosong silastik (karet
silicon) yang diisi dengan hormon levonor ges trel dan ujung-ujung
kapsul ditutup dengan Silastik adhesive. Tiap ‘’kapsul‘’
mempunyai panjang 34 mm, diameter 2,4 mm,
Berisi 36 mg levonorgestrel, serta mempunyi cirri
sangat efektif dalam mencegah kehamilan untuk lima tahun.
Saat ini norplant yang paling banyak dipakai.[hanafi hartanto hal 180]
2) Norplan -2
Dipakai
sejak tahun 1987, terdiri dari dua batang silastic yang padat, dengan
panjang tiap batang 44 mm. Dengn masing-msing batang diisi dengan 70 mg
levonorgestre di dalam matriks batangnya. Cirri norplan-2 adalah
sangat efektif untuk mencegah kehamilan 3 tahun.
Pada kedua macam Implan tersebut,
Levonogestrel berfungsi melalui membran silastic dengan kecepatan yang lambat
dan konstan. Dalam 24 jam setelah Insersi, kadar hormondalam plasma darah sudah
cukup tinggi untuk mecegah ovulasi.
Pelepasan
hormon tiap harinya berkisar antara 50-85 mcg pada tahun pertama, Kemudian
menurun 30-35 mcg perhari untuk lima tahun. [hanafi ,2004 hal 180]
b)
Biodegradable Implant
Biodegradable
implant melepaskan progestin dari bahan pembawa / pengangkut yang secara
perlahan-lahan larut di dalam jaringan tubuh. Jadi bahan pembawanya sama sekali
tidak diperlukan untuk dikeluarkan lagi seperti pada norplant. Dua macam implant
biodegradable sedang di uji coba saat ini pada sejumlah wanita, yaitu
ü Carproronor, suatu “kapsul”
polymer yang berisi levonorgestrel,
ü Narethindrone pellets
Di Indonesia dikenal beberapa jenis
implan,yaitu:
•
Norplant
terdiri
dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm diameter 2,4 mm
berisi 36 mg levonorgestrel dan lama kerja 5 tahun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi (Gunawan,1998).
Pelayanan Keluarga Berencana yang
merupakan salah satu didalam paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial
perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena dengan mutu pelayanan Keluarga
Berencana berkualitas diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan
kesejahteraan. Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan masalah
kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan
penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi
serta hak reproduksi. Maka pelayanan Keluarga Berencana harus menjadi lebih
berkualitas serta memperhatikan hak-hak dari klien/ masyarakat dalam memilih
metode kontrasepsi yang diinginkan.
Sebenarnya ada cara yang baik dalam
pemilihan alat kontrasepsi bagi ibu. Sebelumnya ibu mencari informasi terlebih
dahulu tentang cara-cara KB berdasarkan informasi yang lengkap, akurat dan
benar.Untuk itu dalam memutuskan suatu cara kontrasepsi sebaiknya
mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi yang rasional, efektif dan efisien. KB
merupakan program yang berfungsi bagi pasangan untuk menunda kelahiran anak pertama
(post poning), menjarangkan anak (spacing) atau membatasi (limiting) jumlah
anak yang diinginkan sesuai dengan keamanan medis serta kemungkinan kembalinya
fase kesuburan (ferundity).
Berbagai jenis alat kontrasepsi diantaranya
susuk merupakan alat KB yang terdiri dari 6 tube kecil dari plastik dengan
panjang masing-masing 3cm. Susuk disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena
dipasang di bawah kulit pada lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di
bawah kulit lengan atas sebelah dalam, bentuknya semacam tabung-tabung kecil
atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya sebesar batang korek api.
Hormon yang dikandung dalam susuk ini
adalah progesterone, yakni hormon yang berfungsi menghentikan suplai hormon
estrogen yakni hormon yang mendorong pembentukan lapisan dinding lemak dan,
dengan demikian menyebabkan terjadinya menstruasi. Alat KB yang ditempatkan di
bawah kulit ini efektif mencegah kehamilan dengan cara mengalirkan secara
perlahan-lahan hormon yang dibawanya. Selanjutnya hormon akan mengalir ke dalam
tubuh lewat pembuluh-pembuluh darah.
Susuk KB bekerja efektif selama 5 tahun. Jika
dalam waktu tersebut si pemakai menginginkan kehamilan, maka susuk dapat segera
diangkat. Tapi jika tidak, si pemakai tidak perlu repot-repot lagi menggunakan
alat KB lain. Hanya sesekali ia perlu memeriksakan kesehatan ke dokter atau
bidan yang memasangkan susuk tersebut. Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5
tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun.
Penggunaan kontrasepsi ini biayanya
ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil
lagi. Berbentuk kapsul silastik (lentur), panjangnya sedikit lebih pendek
daripada batang korek api. Dibandingkan pil atau suntikan KB, hormon yang
terkandung dalam susuk ini lebih sedikit. Namun demikian, efek sampingan yang
dibawanya tetap ada. Oleh karena itu, sebelumnya pemakai harus
mengkonsultasikan riwayat dan kondisi kesehatannya terlebih dulu.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang
tersebut diatas, maka dapat dicari fungsi dari pembuatan makalah ini , yaitu :
1.Mengetahui definisi dari KB susuk
2.Mengetahui indikasi dan kontraindikasi KB susuk
3.Mengetahui keuntungan dan kekurangan KB susuk
4.Mengetahui efektifitas Kb susuk
5.Mengetahui efek samping penggunaan KBsusuk
6.Mengetah Cara Pemasangan KB susuk
BAB II
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI
Kontrasepsi berasal dari kata kontra
berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel
telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan
kehamilan. Dengan kata lain kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya
kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel
sperma tersebut (BKKBN, 2003).
Implant adalah kontrasepsi berupa
kapsul kecil terbuat dari karet silikon, berisi cover gestrel yang
dipasang dibawah kulit lengan atas wanita, oleh karena itu disebut juga alat
kontrasepsi bawah kulit (AKBK).
Kontrasepsi yang popular dengan nama
“susuk KB” ini berisi lovonorgestrel, terdiri dari 2 kapsul yang diinsersikan
di bawah kulit lengan atas bagian dalam, kira-kira 6-10 cm dari lipat siku.
Levonorgestrel adalah suatu progestin yang telah banyak dipakai dalam pik KB
seperti ovral dan nordette. Setiap kapsul mengandung 38 mg lovonorgestrel. Setiap
hari ke enam kapsul akan melepas 50 mikro gram levonorgestrel. Dan akan efektif
sebagai kontra sepsi untuk 5 tahun(Gunawan,1999).
Konsep mekanisme kerjanya sebagai progesterone
yang dapat menghalangi pengeluaran Luteinizing Hormone (LH) sehingga
tidak terjadi ovulasi, mengentalkan lender servik dan menghalangi
migrasi spermatozoa, serta menyebabkan situasi endometrium tidak siap
menjadi tempat nidasi (Manuaba, 1998).
B.
JENIS-JENIS IMPLANT
Dikenal 2 macm implan. Yaitu :
a)
Non biodegradable implan
1) Norplan
(6 ‘’kasul’’) , berisi hormon levonogrestel, daya kerja 5 tahun.
2) Norplan
-2 (2 batang), berisi hormon levonogrestel, daya kerja 3 tahun
3) Satu
batang, berisi hormon ST- 1435, daya kerja 2 tahun. Rencana siap pakai: Tahun
4) Satu batang, berisi hormon
3-keton desogesteri daya kerja 2,5-4
tahun.[hanafi,2004,hal 179]
Sedangkan
non biodegradable implan dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
1) Norplan
1) Norplan
Dipakai
sejak tahun 1987, terdiri dari 6 ‘’kapsul’’ kosong silastik (karet
silicon) yang diisi dengan hormon levonor ges trel dan ujung-ujung
kapsul ditutup dengan Silastik adhesive. Tiap ‘’kapsul‘’
mempunyai panjang 34 mm, diameter 2,4 mm,
Berisi 36 mg levonorgestrel, serta mempunyi cirri
sangat efektif dalam mencegah kehamilan untuk lima tahun.
Saat ini norplant yang paling banyak dipakai.[hanafi hartanto hal 180]
2) Norplan -2
Dipakai
sejak tahun 1987, terdiri dari dua batang silastic yang padat, dengan
panjang tiap batang 44 mm. Dengn masing-msing batang diisi dengan 70 mg
levonorgestre di dalam matriks batangnya. Cirri norplan-2 adalah
sangat efektif untuk mencegah kehamilan 3 tahun.
Pada kedua macam Implan tersebut,
Levonogestrel berfungsi melalui membran silastic dengan kecepatan yang lambat
dan konstan. Dalam 24 jam setelah Insersi, kadar hormondalam plasma darah sudah
cukup tinggi untuk mecegah ovulasi.
Pelepasan
hormon tiap harinya berkisar antara 50-85 mcg pada tahun pertama, Kemudian
menurun 30-35 mcg perhari untuk lima tahun. [hanafi ,2004 hal 180]
b)
Biodegradable Implant
Biodegradable
implant melepaskan progestin dari bahan pembawa / pengangkut yang secara
perlahan-lahan larut di dalam jaringan tubuh. Jadi bahan pembawanya sama sekali
tidak diperlukan untuk dikeluarkan lagi seperti pada norplant. Dua macam implant
biodegradable sedang di uji coba saat ini pada sejumlah wanita, yaitu
ü Carproronor, suatu “kapsul”
polymer yang berisi levonorgestrel,
ü Narethindrone pellets
Di Indonesia dikenal beberapa jenis
implan,yaitu:
•
Norplant
terdiri
dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm diameter 2,4 mm
berisi 36 mg levonorgestrel dan lama kerja 5 tahun
•
Implanon
terdiri
dari 1 batang putih lentur dengan panjang ± 40 mm dan diameter 2 mm, berisi 68
mg 3-keto-desogestrel dan lama kerja 3 tahun.
•
Jadenna dan indoplant
terdiri
dari 2 batang berisi 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.
C.
INDIKASI
Ø
Pemakaian KB yang jangka waktu lama
Ø
Masih berkeinginan punya anak lagi,
tapi jarak antara kelahirannya tidak terlalu dekat.
Ø TidakdapatmemakaijenisKByanglain
D.
KONTRA INDIKASI
Ø
Hamil atau diduga hamil, Pendarahan
Vagina tanpa sebab.
Ø Wanita dalam usia reproduksi
Ø Telah atau belum memiliki anak
Ø
Menginginkan kontrasepsi jangka panjang
(3 tahun untuk Jadena)
Ø Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
Ø Pasca persalinan dan tidak menyusui
Ø Pasca keguguran
Ø
Tidak menginginkan anak lagi, tetapi
menolak kontrasepsi mantap
Ø Riwayat kehamilan ektopik
Ø
Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan
masalah pembekuan darah, atau amenia bulan
Ø sabit (sickle cell)
Ø
Tidak boleh menggunakan kontrasepsi
hormonal yang mengandung estrogen
Ø Sering lupa menggunakan pil
Ø
Perdarahan pervaginan yang belum
diketahui penyebabnya
Ø
Benjolan/kanker payudara atau riwayat
kanker payudara
Ø
Tidak dapat menerima perubahan pola
haid yang terjadi
Ø Miom uterus dan kanker payudara
Ø Ganguan toleransi glukosa
E.
KELEBIHAN
Banyak alasan
dapat dikemukakan mengapa implant dikembangkan dan diperkenalkan sebagai cara KB yang baru. Alasan-alasan tersebut antara lain :
·
Implant merupakan cara KB yang sangat
efektif dalam mencegah kehamilan dan dapat
·
mengembalikan kesuburan secara sempurna
·
Implant tidak merepotkan. Setelah
pemasangan, akseptor tidak perlu melakukan atau
·
memikirkan apa-apa misalnya pada
penggunaan pil
·
Sekali pasang, akseptor akan
mendapatkan perlindungan selama 5 tahun
·
Implant cukup memuaskan. Tidak ada yang
dimasukkan ke dalam vagina dan tidak
·
mengganggu kebahagiaan dalam hubungan seksual
·
Implant sangat mudah diangkat kembali.
Bila seorang akseptor menginkan anak lagi,
·
kesuburannya dapat langsung kembali
setelah norplant diangkat
·
Implant merupakan cara KB yang ideal
bagi ibu yang tidak amau mempunyai anak lagi, akan tetapi belum siap untuk
melakukan sterilisasi (GUNAWAN, 1999).
Keuntungan dari metode ini adalah:
·
Pengembalian tingkat kesuburan yang
cepat setelah pencabutan
·
Tidak melakukan pemeriksaan dalam
·
Bebas dari pengaruh estrogen
·
Tidak mengganggu ASI
·
Klien hanya perlu kembali ke klinik
jika ada keluhan
·
Perdarahan lebih ringan
·
Tidak menaikkan tekanan darah
·
Mengurangi nyeri haid
·
Mengurangi/ memperbaiki anemia
·
Melindungi terjadinya kanker endometrium
·
Menurunkan angka kejadian kelainan
jinak payudara
·
Melindungi diri dari beberapa penyakit
radang panggul
F.
KEKURANGAN
·
Timbul beberapa keluhan nyeri kepala,
peningkatan/ penurunan berat badan, nyeri payudara,
·
perasaan mual, pusing kepala, perubahan
mood atau kegelisahan.
·
Membutuhkan tindak pembedahan minor
untuk insersi dan pencabutan
·
Tidak memberikan efek protektif
terhadap infeksi menular seksual, termasuk HIV/AIDS
·
Efektifitasnya menurun jika menggunakan
obat-obat tuberkulosis atau obat epilepsi.
·
Terjadinya kehamilan ektopik sedikit
lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempuan per tahun)
G.
EFEK SAMPING
- Efek samping paling utama dari
implant adalah perubahan pola haid, yang terjadi pada kira-
- kira 6 % akseptor terutama selama
3-6 bulan pertama dari pemakaian.
- Yang paling sering terjadi:
Bertambahnya hari-hari perdarahan dalam
1 siklus haid
Perdarahan bercak (spotting)
Berkurangnya panjang siklus haid
Amenore, meskipun jarang terjadi
dibandingkan perdarahan lama atau perdarahan bercak.
- Umumnya perubahan-perubahan haid
tersebut tidak mempunyai efek yang membahayakan
- diri akseptor. Meskipun terjadi
perdarahan lebih sering daripada biasanya, volume darah yang
- hilang tetap tidak berubah.
- Pada sebagian akseptor, perdarahan
ireguler akan berkurang dengan berjalannya waktu.
- Perdarahan hebat jarang terjadi
(Cahyani, 2009).
- Perubahan dalam periode menstruasi
merupakan keadaan yang paling sering ditemui. Kadang-kadang ada akseptor
yang mengalami kenaikan berat badan (Gunawan, 1999).
H.
EFEKTIFITAS
Efektifitas dari pemasangan susuk
adalah sebagai berikut :
ü Lendir serviks menjadi kental
ü
Menggangu proses pembentukan
endometrium sehingga sulit terjadiimplantasi
ü Mengurangi transportasi sperma
ü Menekan ovulasi
ü
99 % Sangat efektif (kegagalan 0,2 – 1
kehamilan per 100 perempuan)
I.
CARA KERJA SUSUK (IMPLANT)
·
Mengentalkan
lendir serviks
·
Mengganggu
proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
·
Mengurangi
transportasi sperma
·
Menekan
ovulasi
Mekanisme
kerjanya adalah sebagai berikut:
1.
Levonorgestrel
menyebabkan supresi terhadap lonjakan hormon luteinisasi (LH), baik pada
hipotalamus maupun hipofisis yang penting untuk ovulasi.
2.
Kadar
levonorgestrel yang konstan mempunyai efek nyata terhadap mukus servik. Mukus
tersebut menebal dan jumlahnya menurun, yang berpengaruh terhadap penetrasi
sperma
3.
Levonorgestrel
menyebabkan supresi terhadap maturasi siklik endometrium yang akhirnya
menyebabkan atrofi. Perubahan ini dapat
mencegah implantasi sekalipun fertilisasi.
J.
PERSIAPAN PEMASANGAN
Pemasangan
Kapsul Implan-2
Ø Persiapan
v Tanyakan dengan
seksama apakah klien tlah mendapatkan konseling tentang prosedur pemasangan
implan-2.
v Periksa kembali
rekam medis dan lakukan penilaian lanjutan bila ada indikasi.
v Tanyakan
tentang ada nya reaksi alergi terhadap obat anestesi.
v Periksa kembali
untuk meyakinkan bahwa klien telah mencuci lengannya sebersih mungkin dengan
sabun dan air dan membilasnya sehingga tidak ada sisa sabun.
v Bantu klien ke
meja periksa.
v Letakan kain
yang bersih dan kering di bawah lengan klien dan atur posisi lengan klien
dengan benar.
v Tentukan
tempat pemasangan pada bagian dalam
lengan atas,dengan mengukur 8cm diatas lipatan siku.
v Beri tanda pada
tempat pemasangan dengan pola kaki segitiga terbalik untuk memasang dua kapsul
implan -2 (40 mm).
v Pastikan bahwa
peralatan yang seteril atau telah didisinfeksi tingkat tinggi(DTT) sudah
tersedia.
v Buka peralatan
seteril dari kamasannya.
v Buka kemasan
implan -2 dan jatuhkan ke dalam mangkok kecil yang seteril ( atau biarkan dalam
kemasan nya bila tidak tersedia mangkok kecil yang seteril.
Ø Tindakan pra-pemasangan implan -2
v Cuci tangan
dengan air dan sabun, keringkan dengan kain bersih.
v Pakai kain sarung
tangan steril atau DTT; bila sarung tangan diberi bedak, hapus bedak dengan
menggunakan kasa yang telah di celupkanb ke dalam air steril atau DTT.
v Siapkan
peralatan dan bahan-bahan yang di perlukan.
v Hitung jumlah
kamsul untuk memastikan lengkap 2 buah .
PENUNTUN BELAJAR DASAR KETERAMPILAN
Ø Memasang implan -2
v Usap tempat
pemasangan dengan larutan antiseptik , gerakan kea rah luar secara
melingkar dengan diameter 10-15 cm dan biar kan kering.
v Pasang kain penutup ( doek ) steril atau DTT di
sekeliling lengan klien.
Ø Pemasangan kapsul Implan -2
v Suntikan
anastesi local 0,3 cc pada kulit (intradermal) pada tempat insisi yang telah di
lakukan, sampai kuloit sedikit menggelembung.
v Terusukan
penusukan jarum ke lapisan dibawah kulit (subdermal) sepanjang 4 cm, dan suntikan
masing-masing 1 cc pada jalur pemasangan
kapsul nomor 1 dan 2.
v Uji efek
anestesinya sebelum melakukan insisi pada kulit
v Buat insisi
dangkal selebar 2 mm dengan scalpel atau ujung bisturi hingga mencapai lapisan
subdermal
v Masukan trokal
dan dan pendorongnya melalui tempat insisi dengan sudut 45 hinga mencapai
lapisan subdermal kemudian luruskan sejajar dengan permukaan kulit.
v Ungkit kulit
dan dorong trokar dan pendorongnya sampai batas tanda 1 (pada pangkal trokal)
tepat berada pada luka insisi
v Keluarkan pendorong
v Masukan kapsul
yang pertama ke dalam trokar dengan tanda atau dengan pinset, tadahkan tangan
yang lain di bawah kapsul sehingga dapat menangkap kapsul bila jatuh
v Masukan kembali
pendorong dan tekan kapsul ke ajah ujung dari trokar sampai adanya tahanan
v Tahan pendorong
di tempatnya dengan satu tangan, dan tarik trokar keluar sampai mencapai
pangkal pendorong
v Sambil menahan
ujung kapsul di bawah kulit, tarik trokar dan pendorongnya secara bersama-sama
sampai batas tanda 2 (pada ujung trokar) terlihat pada luka insisi
v Kemudian
belokan arah trokar ke samping dan
arahkan kesisi lain dari kaki segitiga terbalik (imajiner), dorong trokar dan
pendorongnya hingga tanda 1 berada pada luka insisi
v Cabut pendorong
dan masukan kapsul kedua, kemudian dorong kapsul hingga terasa tahanan pada
ujung trokar
v Tahan pendorong
dan tarik trokar ke arah pangkal pendorong
untuk menempatkan kapsul pada tempatnya
v Tahan ujung
kapsul kedua yang sudah terpasang di bawah kulit, tarik trokar dan pendorong
hingga keluar dari luka insisi
v Raba kapsul di
bawah kulit untuk memastikan krdua
kapsul Implan-2 telah terpasang baik pada posisinya
v Raba daerah
insisi untuk memastikan seluruh kapsul berada jauh dari luka insis
Ø Tindakan Pasca Pemasangan
v Tekan pada
tempat insisi dengan kasa untuk menghentika pendarahan
v Dekatkan
ujung-ujung insisi dan tutup dengan band-aid
Ø PENUNTUN BELAJAR DASAR KETERAMPILAN
MEMASANG IMPLANT-2
v Beri pembalut
tekan untuk mencegah pendarahan bawah kulit atau memar pada kulit
v Beri petunjuk
pada kliaen cara merawat luka dan jelaskan bila ada nanah atau pendarahan atau
kapsul keluar dari luka insisi maka ia harus segera kembali ke klinik
v Masukan klorin
dalam tabung suntik dan rendam alat suntik tersebut dalam larutan klorin selama
10 menit
v Letakan semua
peralatan dalam larutan klorin selama 10 menit untuk dekontaminasi, pisahkan
trokar dari pendorongnya
v Buang peralatan
yang sudah tidak dipakai lagi di tempatnya (kasa, kapas, sarung tangan atau
alat suntik sekali pakai)
v Celupkan tangan
yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan klorin, kemudian buka dan
rendam selama 10 menit cuci
v Cuci tangan
dengan sabun dan air, kemudian keringkan dengan kain bersih
v Gambar leyak
kapsul pada rekam medic dan catat bila ada hal khusus
v Lakukan
observasi selama 5 menit sebelum memperbolehkan klien pulan
MENCABUT IMPLAN-2
KAPSUL
LANGKAH/ KEGIATAN
Ø Persiapan
o
Tanyakan
pada pada klien alasannya ingin mencabut Implan-2
o Tanyakan
apakah sudah mengetahui prosedur pencabutan Implan-2
o
Tanyakan
tentang adanya reaksi alergi terhadap obat anestesi
o
Periksa
kembali untuk meyakinkan bahwa klien telah mencuci lengannya sebersih mungkin
dengan sabun dan air dan membilasnya sehingga tidak ada sisa sabun
o
Bantu
klien naik ke meja periksa, letakan kain yang bersih dan kering di bawah lengan
klien dan atur posisi lengan klien dengan benar
o
Raba
kapsul untuk menentukan lokasi tempat tinggi guna mencabut kapsul untuk
memperhitungkan jarak yang sama dari ujung akhir semua kapsul
o
Pastikan
bahwa peralatan yang steril atau telah didisinfeksi tingkat tinggi (DTT) sudah
tersedia
o Buka
peralatan steril dari kemasan
Ø Tindakan pra-pencabutan
o
Cuci tangan dengan air dan sabun,
keringkan dengan kain bersih
o
Pakai sarung tangan steril atau DTT;
bila sarung tangan diberi bedak, harus bedak dengan menggunakan kasa yang telah
dicelupkan ke dalam air steril atau DTT
o
Siapkan peralatan dan bahan-bahan yang
diperlukan
o
Usap tempat pemasangan dengan larutan
antiseptik, gerakan ke arah luar secara melingkar seluas dengan diameter 10-15
cm dan biarkan kering
o
Pasang
kain penutup (doek) steril atau DTT di sekeliling lengan klien
Ø Pencabutan
kapsul dengan Teknik Presentasi dan Jepit
o
Suntikan
anestasi lokal (0,3cc) instrakutan di tempat insisi dan 1 cc subdermal di bawah
ujung kapsul (1/4 panjang kapsul)
o
Uji
efek anestisinya sebelum membuat insisi pada kulit
o
Buat
insisi kecil (2mm) dengan ujung
bisturi/skalpel) sekitar 3 mm di bawah
ujung
o
Tentukan
lokasi kapsul yang termudah untuk dicabut dan dorong pelan-pelan ke arah tempat
insisi hingga ujung dapat dipresentasikan
melalui luka insisi
o
Jepit
ujung kapsul dengan klem lengkung (mosquito) dan bawa ke arah insisi
o
Bersihkan
kapsul dari jaringan ikat yang mengelilinginya dengan menggunakan ujung bisturi
atau skalpel hingga ujung kapsul terbebas dari jaringan yang melingkupinya
o
Pegang
ujung kapsul dengan pinset anatomik atau ujung klem, lepaskan klem penjepit
sambil menarik kapsul keluar
o
Taruh
kapsul pada mangkok yang berisi larutan klorin 0,,5% dan lakukan langkah yang sama untuk kapsul
kedua
Ø
Pencabutan kapsul dengan Teknik Finger Pop Out
o
Suntikan
anestisi lokal (0,3cc) inrakutan di tempat insisi dan 1 cc subdermal di bawah
ujung kapsul (1/4 panjang kapsul)
o
Uji
efek anestasinya sebelum membuat insisi pada kulit
o Tentukan
ujung kapsul yang paling mudah dicabut
o
Gunakan
jari untuk mendorong kranial kapsul ke arah tempat insisi
o
Pada
saat ujung kaudal kapsul menonjol ke luar, lakukan insisi(1-3mm) di ujung
kapsul sehingga ujung kapsul terlihat
o
Pertahankan
posisi tersebut dan bebaskan jaringan ikat yang melingkupi ujung
kapsul sehingga kapsul terbebas ke luar
o
Dorong
ujung kranial kapsul tersebut sehingga ujung kaudal muncul keluar (pop out) dan
dapat ditarik keluar melalui luka insisi
o
Taruh
kapsul pada mangkok yang berisi larutan klorin 0,5% dan lakukan langkah yang
sama untuk kapsul kedua
Ø
Pencabutan kapsul dengan Teknik U Klasik
o
Suntikan
anestasi lokal ( 0,3cc) intrakutan di tempat insisi dan 1cc subdermal di bawah
ujung kapsul (1/4 panjang kapsul)
o
Uji
efek anestasi sebelum membuat insisi pada kulit
o
Tentukan
lokasi insisi pada kulit diantara kapsul 1 dan 2 lebih kuran 3 mm dari ujung
kapsul dekat siku
o
Lakukan
insisi vertikal di sekitar 3mm dari ujung kapsul (setelah ditampilkan dengan
melakukan infiltrasi Lidokain 1% pada bagian bawah ujung kapsul)
o
Jepit
batang kapsul pada bagian yang sudah diidentifikasi menggunakan klem ‘U’ (klem
fiksasi) dan pastikan jepitan ini mencakup sebagian besar diameter kapsul
o
Angkat
klem ‘U’ untuk mempresentasikan ujung kapsul dengan baik, kemudian tusukan
ujung klem diseksi pada jaringan ikat yang melingkupi ujung kapsul
o
Sambil
mempertahankan ujung kapsul dengan klem fikasi, lebarkan luka tusuk dan
bersihkan jaringan ikat yang melingkupi ujung kapsul sehingga bagian tersebut
dapat dibebaskan dan tampak dengan jelas
o
Dengan
ujung tajam klem diseksi mengarah ke atas, dorong jaringan ikat yang membungkus
kapsul dengan tepi kedua sisi klem (lengkung atas) sehingga ujung kapsul dapat
dijepit dengan klem diseksi
o
Jepit
ujung kapsul sambil melonggarkan jepitan klem fiksasi pada batang kapsul
o Tarik keluar ujung kapsul yang dijepit sehigga seluruh
batang kapsul dapat dikeluarkan. Letakan kapsul yang
sudah dicabut pada mangkok
o
Lakukan langkah 2 hingga 8 pada kapsul kedua
Ø Tindakan Pasca Pencabutan
o Setelah
seluruh kapsul tercabut, hitung kembali jumlah kapsul untuk memastikan bahwa
kedua kapsul telah dikeluarkan
o
Perlihatkan
kedua kapsul tersebut pada klem
o
Rapatkan
kedua tepi luka insisi dan tutup dengan band-aid
o
Beri
pembalut tekan untuk mencegah perdarahan dan mengurangi memar
o
Beri
petunjuk pada klien cara merawat luka. Anjurkan pada klien untuk segera kembali
ke klinik bila ada nanah atau darah keluar dari luka insisi
o
Masukan
klorin 0,5% dalam tabung suntik dan rendam alat suntik tersebut dalam larutan
klorin selama sepuluh menit
o
Letakan
semua peralatan dalam larutan klorin selama sepuluh menit untuk dekontaminasi
o
Buang
peralatan dan bahan habis pakai (kasa,kapas, sarung tangan/alat suntik sekali
pakai dan kapsul Implan-2) ke tempat atau wadah sampah medik
o
Celupkan
tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 10%, buka dan
rendam selama sepuluh menit
o
Cuci
tangan dengan sabun dan air, kemudian keringkan dengan kain bersih
o
Lakukan
observasi selama 5 menit sebelum memperbolehkan klien pulang.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Implan adalah suatu peralatan medis yang
dibuat untuk menggantikan struktur dan fungsi suatu bagian biologis. Permukaan
implan yang kontak dengan tubuh bisa terbuat dari bahan biomedis seperti
titanium, silikon, atau apatit ataupun bahan lain tergantung pada fungsinya.
Pada kasus tertentu implan mengandung perangkat elektronik seperti jantung
buatan. Beberapa implan bersifat bioaktif, seperti perangkat transfer obat
dalam bentuk pil yang dapat diimplan. Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5
tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun. Di Indonesia dikenal
beberapa jenis implan,yaitu:
• Norplan
• Implanon
• Indoplan
• Sinoplan
• Jadenna
Cara Kerja: Menghambat terjadinya ovulasi. Menyebabkan endometrium/selaput
lendir tidak siap untuk nidasi/menerima pembuahan. Mempertebal lendir
serviks/rahim. Menipiskan lapisan endometrium/selaput lender
B.
SARAN
ü Upaya untuk pemutakhiran informasi dan teknologi kontrasepsi
ü Informasi terkini (evidence-based) dan praktik terbaik (best
practices) digunakan untuk perbaikan kualitas dan keamanan pelayanan
ü Perlu penyegaran pengetahuan dan keterampilan yang disesuaikan dengan kemajuan teknologi
kontrasepsi untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan KB bagi masyarakat yang
membutuhkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar