BAB II
TINJAUAN TEORI
PENGERTIAN KEBIDANAN KOMUNITAS
Definisi bidan menurut International
Confederation Of Midwives (ICM) yang dianut dan diadopsi oleh seluruh
organisasi bidan di seluruh dunia, dan diakui oleh WHO dan Federation of
International Gynecologist Obstetrition
(FIGO). Definisi tersebut secara berkala di review dalam pertemuan
Internasional (Kongres ICM). Definisi terakhir disusun melalui konggres ICM ke
27, pada bulan Juli tahun 2005 di Brisbane Australia ditetapkan sebagai
berikut: Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan
yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi
kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau memiliki izin yang sah (lisensi)
untuk melakukan praktik bidan.
Bidan diakui sebagai tenaga professional yang
bertanggung-jawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan
dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas,
memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada
bayi baru lahir, dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi
persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan
medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan
kegawat-daruratan.
2.1 Prinsip - Prinsip Komunitas
Pendekatan Edukatif dalam Peran Serta
Masyarakat
Pendekatan edukatif adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan secara
sistematis, terencana, terarah, dengan partisipasi aktif individu, keluarga,
masyarakat secara keseluruhan untuk memecahkan masalah yang dirasakan oleh
masyarakat dengan memperhitungkan faktor ekonomi dan budaya setempat.
Dasar pemikiran :
1. Pelayanan kesehatan harus dikembangkan dan bertolak dari pola hidup
dibidang kesehatan
2. Pelayanan kesehatan merupakan bagian integral dari sistem kesehatan
nasional dan pola pelayanan di masiing-masing tingkat administrasi harus serasi
dan saling menunjang
3. Pelayanan kesehatan terintegrasi dengan kegiatan sektor lain dan merupakan
pelayanan terpadu dan terkoordinir
4. Masyarakat setempat harus dilibatkan secara aktif dengan perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi program sesuai dengan masalah dan kebutuhan prioritas
setempat. Oleh karena itu perlu interaksi yang dinamis, timbal balik dan
berkesinambunganantara masyarakat dan prosedur
5. Pelayanan yang diberikan harus mampu memacu, menggali dan memanfaatkan
potensi yang ada
6. Pelayanan yang diberikan hendaklah dilaksanakan oleh petugas yang bisa
diterima oleh masyarakat dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang sudah
disiapkan
Partisipasi diarahkan untuk :
1. Meningkatkan pengetahuan dan awareness (kesadaran) tentang tanda bahaya (masyarakat,
tokoh masyarakat dan organisasi masyarakat)
2. Meningkatkan kesiapan keluarga dan masyarakat dalam menghadapi persalinan
dan bahaya yang mungkin terjadi (pendanaan dan transportasi)
3. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyediaan dan pemanfaatn
pelayanan kesehatan ibu dan anak
4. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penjagaan mutu pelayanan
Pelayanan yang Berorientasi pada
Kebutuhan Masyarakat
Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat (Kode Etik Bidan Indonesia)
1. Sikap bidan terhadap klien, tugas dan tanggung jawab sesuai dengan
kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat
2. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan
klie, keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimiliki.
Langkah-langkah :
1. Bersama tim kesehatan dan pemuka masayarakat mengkaji kebutuhan terutama
yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak untuk meningkatkan dan
mengembangkan program pelayanan kesehatan di wilayah kerja
2. Menyusun rencana kerja sesuai dengan hasil pengkajian bersama masyarakat
3. Mengelola kegiatan-kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat khususnya
kesehatan ibu dan anak serta sesuai dengan rencana
Dengan makin terlihatnya ketersediaan sumber daya termasuk pembiayaan
pelayanan kesehatan ibu dan anak, penentuan kegiatan prioritas yang langsung
mempengaruhi penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
sangat penting. Untuk itu, program harus mampu
merencanakan kegiatan yang cost effective berdasarkan sumber daya yang ada dan
menggali sumber daya dari sector lain, swasta dan masyarakat.
Menggunakan / Memanfaatkan Fasilitas
dan Potensi yang Ada di Masyarakat
1. Mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya
kesehatan ibu dan anak serta Keluarga Berencana (KB) termasuk sumber-sumber
yang ada pada program dan sektor terkait.
2. Menggerakkan, mengembangkan kemampuan masyarakat dalam memelihara
kesehatannya dengan memanfaatkan potensi-potensi yang ada.
2.2 Pelayanan Kesehatan Ibu
a.
Tujuan Umum Pelayanan
Agar ibu hamil dan
menyusui tahu cara yang baik dan untuk menjaga kesehatan sendiri dan
anakanya, tahu pentingnya pemeriksaan ke puskesmas dan posyandu atau tenaga
kesehatan lain pada masa hamil dan menyusui serta adanya keinginan untuk ikut
menggunakan kontrasepsi yang tepat dan efektif.
b.
Tujuan Khusus Pelayanan
Memberi pengetahuna
kepada ibu tentang hygiene perorangan, pentingnya menjaga kesehatan, kesehatan
ibu untuk kepentingan janin, jalannya proses persalinan, persiapan menyusui dan
KB.
c.
Kebijaksanaan
1)
Kegiatan harus disesuaikan dengan
kesehatan ibu dan masalah yang ada
2)
Pelaksanaanya di lakukan setiap
minggu dengan materi dasar yang harus di review terus
3)
Metode yang digunakan adalah
demonstrasi dengan materi dan pembicara yang berganti – ganti
4)
Tenaga pelatih atau pengajar
adalah orang yang ahli dibidangnya
5)
Tempat pertemuan adalah diruang
tunggu puskesmas, kelurahan atau tempat lain yang dikenal masyarakat
6)
Lamanya pelatihan setiap hari
tidak lebih dari 1 jam
7)
Berikan teori 20 menit, dan
selebihnya demonstrasi
d.
Materi kegiatan
1)
Pemeliharaan diri waktu hamil
2)
Makanan ibu dan bayi
3)
Pencegahan infeksi dengan
imunisasi
4)
Keluarga berencana
5)
Perawatan payudara dan hygiene
permpuan
6)
Rencana persalinan
7)
Tanda – tanda persalinan
e.
Kegiatan yang dilakukan
1)
Pakaian dan perawatan bayi
2)
Contoh makanan sehat untuk ibu
hamil dan menyusui
3)
Makanan bayi
4)
Perawatan payudara sebelum dan setelah persalinan
5)
Peralatan yang diperlukan ibu
hamil dan menyusui
6)
Cara memandikan bayi
7)
Demonstrasi tentang alat
kontrasepsi dan cara penggunaannya
f.
Pelaksanaan
1)
Pelaksana utama meliputi dokter
puksesmas, pengelola KIA, kader dan bidan
2)
Pelaksana pendukung meliputi
camat, kades, pengurus LKMD, tokoh masyarakat
3)
Pelaksana pmebian meliputi sub
din KIA propinsi, tim pengelola kabupaten
g.
Faktor Penentu Keberhasilan
1)
Faktor Manusia
2)
Faktor Sarana
3)
Faktor Prasarana
h.
Informasi
yang perlu digali pada siklus ibu hamil hingga melahirkan :
a. Kapan pertama kali seorang ibu mengetahui positif hamil
b. Berapa kali ibu hamil melakukan pemeriksaan selama kehamilan
c. Tanda-tanda bahaya kehamilan apa saja yang diketahui
d. Berapa kali ibu yang mendapatkan imunisasi TT
e. Persiapan apa saja yang dilakukan menjelang kelahiran
f. Bagaimana pola konsumsi tablet besi
g. Tradisi atau kebiasaan apa saja yang masih sering dipraktekkan masyarakat
pada saat kehamilan
2.3 Pelayanan Medis Keluarga
Berencana
a)
Alasan kesehatan yang mendorong
ibu mengikuti KB adalah :
-
Ibu menderita penyakit yang akan
bertambah berat bila hamil
-
Ibu yang berusia < 20 tahun
dan > 35 tahun Ibu yang punya > 5 anak Ibu yang sukar dalam persalinan
Keluarga dan anak yang bergizi buruk Ibu yang selalu keguguran
-
Keluarga miskin
-
Keluarga yang tinggal di rumah
sempit Keluarga berpendidikan rendah
-
Keluarga yang telah mempunyai 2
anak dianjurkan mengikuti KB.
b)
Manfaat KB
-
Memberi kemungkinan bagi ibu
untuk menjarangkan kehamilan sehingga dapat mengatur jumlah dan jarak anak yang
dilahirkan. Sehingga kesehatan ibu lebih terjamin baik fisik, mental maupun
sosial.
-
Anak yang direncanakan dan akan
mendorong keluarganya mengasuh dan memperhatikan perkembangannya secara
sungguh-sungguh sehingga dapat tumbuh secara wajar
-
Anak-anak lainnya sudah siap
menerima adik yang akan
dilahirkan. Mereka memperoleh waktu dan perhatian untuk tumbuh kembang, mendapat pendidikan dan asuhan yang cukup
dilahirkan. Mereka memperoleh waktu dan perhatian untuk tumbuh kembang, mendapat pendidikan dan asuhan yang cukup
-
Keluarga mengatur pendapatannya
untuk kehidupan
keluarganya. Rasa cemas tehadap pembiayaan keluarga dapat diatasi karena anak yang akan lahir telah disiapkan dan didukung oleh kondisi rumah tangga yang cukup memenuhi kebutuhan.
keluarganya. Rasa cemas tehadap pembiayaan keluarga dapat diatasi karena anak yang akan lahir telah disiapkan dan didukung oleh kondisi rumah tangga yang cukup memenuhi kebutuhan.
-
Jumlah keluarga yang direncanakan
akan membawa kondisi kearah terwujudnya norma keluarga kecil, bahagia dan
sejahtera (NKKBS).
Perencanaan
keluarga menuju keluarga kecil, bahagia dan sejahtera di bagi atas 3 masa
menurut usia reproduksi ibu sebagai berikut :
-
Menunda kehamilan ibu berumur
< 20 tahun
-
Mengatur masa kebutuhan
(menjarangkan kehamilan)
Periode usia ibu antara 20-30
tahun merupakan usia yang paling baik untuk melahirkan dengan jumlah anak 2
orang dan jarak kelahiran anak ke-l dan anak ke-II adalah 3-4 tahun.
Mengakhiri masa kesuburan (tidak
hamil lagi) pada periode usia ibu > 30 tahun kesuburan di akhiri setelah
mempunyai dua orang anak.
2.4 Pelayanan Kesehatan Anak
Balita
1. Pemantauan pertumbuhan balita
dengan KMS
KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk
balita adalah alat yang sederhana dan murah, yang dapat digunakan untuk
memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya KMS harus disimpan oleh
ibu balita di rumah, dan harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu
atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan dokter.
KMS balita menjadi alat yang
sangat bermanfaat bagi ibu dan keluarga untuk memantau tumbuh kembang anak,
agar tidak terjadi kesalahan atau ketidak seimbangan pemberian makanan pada
anak. KMS juga dapat dipakai sebagai bahan penunjang bagi petugas kesehatan
untuk menentukan jenis tindakan yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan dan
gizi anak untuk mempertahankan, meningkatkan atau memulihkan gizi kesehatannya.
KMS berisi catatan penting
tentang pertumbuhan, perkembangan anak, imunisasi, penanggulangan diare,
pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak, pemberian ASI eksklusif dan
makanan pndamping ASI, pemberian makanan anak dan rujukan ke Puskesmas/Rumah
Sakit. KMS juga berisi pesan-pesan penyuluhan kesehatan dan gizi bagi orang tua
balita tentang kesehatan anaknya.
Manfaat KMS adalah :
a.
Sebagai media untuk mencatat dan
memantau riwayat kesehatan balita secara lengkap, meliputi : pertumbuhan,
perkembangan, pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul
vitamin A, kondisi kesehatan pemberian ASI eksklusif, dan Makanan Pendamping
ASI
b.
Sebagai media edukasi bagi orang
tua balita tentang kesehatan anak
c.
Sebagai sarana komunikasi yang
dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan
kesehatan dan gizi
2. Pemberian Kapsul Vitamin A
Vitamin A adalah salah
satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan ole tubuh yang
berguna untuk kesehatan tubuh kesehatan mata (agar dapat melihat dengan baik)
dan untuk kesehatan tubuh yaitu meningkatkan daya tahan tubuh, jaringan epitel,
untuk melawan penyakit misalnya campak, diare dan infeksi lain.
Upaya perbaikan gizi
masyarakat dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan banyak mengalami kekurangan
terhadap Vitamin A, yang dilakukan melalui pemberian kapsul Vitamin A dosis
tinggi pada bayi dan balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun.
Vitamin A terdiri dari 2 jenis :
a.
Kapsul vitamin A biru (100.000
IU) diberikan pada bayi yang berusia 6 – 11 bulan satu kali dalam satu tahun
b.
Kapsul vitamin A merah (200.000
IU) diberikan pada balita
Kekurangan vitamin A disebut juga dengan xeroftalmia (mata kering). Hal ini
dapat terjadi karena serapan vitamin A pada mata mengalami pengutangan sehingga
terjadi kekeringan pada selaput lender atau konjungtiva dan selaput bening
(kornea mata).
Pemberian
vitamin A termasuk dalam program Bina Gizi yang dilaksanakan oleh Departemen
Kesehatan setiap 6 bulan yaitu bulan Februari dan Agustus, anak-anak balita
diberikan vitamin A secara gratis dengan target pemberian 80 % dari seluruh
balita. Dengan demikian diharapkan balita akan terlindungi dari kekurangan
vitamin A terutama bagi balita dari keluarga menengah kebawah.
3. Pelayanan Posyandu
Posyandu merupakan
salah satu bentuk Upaya Kesehatan. Bersumber daya Masyarakat (UKBM) yang
dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan posyandu untuk balita mencakup
:
a.
Penimbangan berat badan
b.
Penentuan status pertumbuhan
c.
Penyuluhan
d.
Jika ada tenaga kesehatan
puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan detksi dini tumbuh
kembang, apabila ditemukan kelaianan, segera dirujuk ke Puskesmas.
4. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
Manajemen
Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated Management of Childhood Illness
(IMCI) adalah suatu pendekatan yang terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana
balita sakit dengan fokus kepada kesehatan anak usia 0-59 bulan (balita) secara
menyeluruh. MTBS bukan merupakan suatu program kesehatan tetapi suatu
pendekatan/cara menatalaksana balita sakit. Kegiatan MTBS merupakan upaya
pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di unit rawat
jalan kesehatan dasar (Puskesmas dan jaringannya termasuk Pustu, Polindes,
Poskesdes, dan sebagainya.
Bila
dilaksanakan dengan baik, pendekatan MTBS tergolong lengkap untuk
mengantisipasi penyakit-penyakit yang sering menyebabkan kematian bayi dan
balita di Indonesia. Dikatakan lengkap karena meliputi upaya preventif
(pencegahan penyakit), perbaikan gizi, upaya promotif (berupa konseling) dan
upaya kuratif (pengobatan) terhadap penyakit-penyakit dan masalah yang sering
terjadi pada balita. Badan Kesehatan Dunia WHO telah mengakui bahwa pendekatan
MTBS sangat cocok diterapkan negara-negara berkembang dalam upaya menurunkan
angka kematian, kesakitan dan kecacatan pada bayi dan balita.
Kegiatan MTBS memliliki 3 komponen khas yang menguntungkan,
yaitu:
a.
Meningkatkan ketrampilan petugas
kesehatan dalam tatalaksana kasus balita sakit (selain dokter, petugas
kesehatan non-dokter dapat pula memeriksa dan menangani pasien asalkan sudah
dilatih).
b.
Memperbaiki sistem kesehatan
(perwujudan terintegrasinya banyak program kesehatan dalam 1 kali pemeriksaan
MTBS).
c.
Memperbaiki praktek keluarga dan
masyarakat dalam perawatan di rumah dan upaya pencarian pertolongan kasus
balita sakit (meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan kesehatan).
5. Pelayanan Imunisasi
Imunisasi adalah upaya pencegahan penyakit infeksi dengan
menyuntikkan vaksin kepada anak sebelum anak terinfeksi. Anak yang diberi
imunisasi akan terlindung dari infeksi penyakit-penyakit: sebagai berikut: TBC,
Difteri, Tetanus, Pertusis (batuk rejan), Polio, Campak dan Hepatitis B. Dengan
imunisasi, anak akan terhindar dari penyakit-penyakit, terhindar dari cacat,
misalnya lumpuh karena Polio, bahkan dapat terhindar dari kematian.
Imunisasi bermanfaat untuk memberikan kekebalan pada bayi
dan anak sehingga tidak mudah tertilar penyakit TBC, tetanus, difteri, perkusi
(batuk rejan), polio, campak, dan hepatitis. Imunisasi dapat diperoleh di
Posyandu, Puskesmas, Puskesmas Pembentu, Puskesmas Keliling, Praktek Dokter dan
Bidan dan dirumah sakit. Pelayanan imunisasi pada balita dapat disesuaikan
dengan jadwal pemberiannya.
6. Konseling Pada Keluarga Balita
Konseling yang
dapat diberikan adalah :
a.
Pemberian makanan bergizi pada
bayi dan balita
b.
Pemberian makanan bayi
c.
Mengatur makanan anak usia 1-5
tahun
d.
Pemeriksaan rutin/berkala terhadap
bayi dan balita
e.
Peningkatan kesehatan pola tidur,
bermain, peningkatan pendidikan seksual dimulai sejak balita (sejak anak
mengenal idenitasnya sebagai laki-laki atau perempuan
7. Informasi yang perlu di dali pada
siklus bayi baru lahir hingga balita :
a. Kegiatan yang pertama kali dilakukan ketika bayi lahir
b. Pemberian ASI pertama (colostrum) segera setelah melahirkan
c. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan (tanpa makanan lain)
d. Imunisasi anak
e. Pola asupan gizi anak
f. Tradisi adat kebiasaan yang dilakukan masyarakat kepada bayi dan balita
2.5 Pendidikan dan Peren Serta
Masyarakat
1.
Pengertian peran serta Masyarakat
Peran serta masyarakat adalah rangkaian kegiatan masyarakat
yang dilakukan berdasarkan gotongroyong dan swadaya masyarakat dalam rangka
menolong mereka sendiri mereka sendiri mengenal, memecahkan masalah, dan
kebutuhan yang dirasakan masyarakat,baik dalam bidang kesehatan maupun dalam
bidang yang berkaitan dengan kesehatan agar mampu memelihara kehidupannya yang
sehat dalam rangka meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan masyarakat.
Bidan bersama sector yang
bersangkutan menggerakan peran serta masyarakat dalam bentuk :
·
Pengorganisasian masyarakat
Adalah proses pembentukan organisasi di masyarakat dan dapat
mengidentifikasi kebutuhan prioritas dari kebutuhan tersebut, serta
mengembangkan keyakinan dan berusaha memenuhi atas sumber – sumber yang ada di
masyarakat.
Macam-macam organisasi masyarakat :
- Kader
- Karang taruna
- Kelompok pengajian
- Kader
- Karang taruna
- Kelompok pengajian
PSM dalam bidang kesehatan diarahkan melalui 3 Kegiatan :
1.
Kepemimpinan
Intervensi kepemimpinan yang
berwawasan kesuma, bagi semua pemimpin formal maupun non formal,dari tingkat
teratas sampai terbawah.
2.
Pengorganisasian
Intervensi community development di bidang kesehatan pada tiap kelompok masyarakat sehingga muncul upaya kesehatan bersumber pada masyarakat.
Intervensi community development di bidang kesehatan pada tiap kelompok masyarakat sehingga muncul upaya kesehatan bersumber pada masyarakat.
3.
Pendanaan mengembangkan sumber
dana masyarakat, wujudnya berupa dana sehat atau JPKM.
Tujuan akhir yang hendak dicapai
dalam peningkatan PSM di bidang kesehatan setiap pemimpin kelompok masyarakat
mempunyai wawasan ditandai adanya UKMB yang memadai di lingkungannya.
2.
Tujuan
a.
Tujuan umum
meningkatkan jumlah dan mutu upaya masyarakat dibidang kesehata.
meningkatkan jumlah dan mutu upaya masyarakat dibidang kesehata.
b.
Tujuan khusus
·
Meningkatkan kemampuan tokoh
masyarakat dalam merintis dan menggerakan usaha kesehatan di masyarakatnya
·
Meningkatkan kemampuan organisasi
masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan
·
Meningkatnya kemampuan masyarakat
dan organisasi masyarakat dalam menggali, menghimpun dan mengelola dana/sarana
masyarakatuntuk upaya kesehatan.
3.
Tingkatan
Mengembangkan dan membina
partisipasi masyarakat bukan pekerjaan mudah. Partisipasi masyarakat memerlukan
kemampuan, kesempatan, dan motivasi.
Berbagai tingkatan partisipasi /
peran serta masyarakat antara lain :
1)
Peranserta karena perintah / karena
terpaksa.
2)
Peranserta karena imbalan. Adanya
peranserta karena imbalan tertentu yang diberikan baik dalam bentuk imbalan
materi atau imbalan kedudukan
3)
Peranserta karena identifikasi
atau rasa ingin memiliki
4)
Peranserta karena kesadaran.
Peranserta atas dasar kesadaran tanpa adanya paksaan atau harapan dapat imbalan
5)
Peranserta karena tuntutan akan
hak dan tanggung jawab
Sasaran
·
Individu yang berpengaruh/ tokoh
masyarakat
·
Keluarga/ puluhan keluarga
·
Organisasi masyarakat
·
Masyarakat umum
Pembinaan peran
serta masyarakat
·
pendataan sasaran
·
penggerakan sasaran agar mau
menerima pelayanan KIA
·
pengaturan transfortasi setempat
yang siap pakai untuk rujukan kedaruratan
·
pengaturan bantuan biaya bagi
masyarakat yang tidak mampu
·
pengorganisasian donor darah
berjalan
Pembinaan dukun bayi
·
Memberitahukan ibu hamil untuk
bersalin pada tenaga kesehatan
·
Pengenalan tanda bahaya
kehamilan, persalinan, nifas serta rujukannya
·
Pengenalan dini tetanus
neonatorum dan BBL serta rujukannya
·
Penyuluhan gizi dan KB
Tujuan Pembinaan dan Kemitraan Dukun Bayi dan Bidan Untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia utamanya mempercepat penurunan AKI
dan AKB.
Manfaat pembinaan dan kemitraan dukun bayi
a.
Meningkatkan mutu ketrampilan
dukun bayi dalam memberikan pelayanan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
b.
Meningkatkan ke~asama antara
dukun bayi dan bidan.
c.
Meningkatkan cakupan persalinan
dengan petugas kesehatan.
Program pembinaan dukun bayi meliputi :
a.
Fase I : Pendaftaran dukun
1)
Semua dukun yang berpraktek
didaftar dan diberikan tanda terdaftar.
2)
Dilakukan assesment mengenai
pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka dalam penanganan kehamilan dan
persalinan.
b.
Fase II : Pelatihan
1)
Dilakukan pelatihan sesuai dengan
hasil assesment.
2)
Diberikan sertifikat.
3)
Dilakukan penataan kembali tugas
dan wewenang dukun dalam pelayanan kesehatan ibu.
4)
Yang tidak dapat sertifikat tidak
diperkenankan praktek
c.
Fase III : Pelatihan oleh tenaga
terlatih
1) Persalinan hanya boleh
ditolong oleh tenaga terlatih.
2) Pendidikan bidan desa diprioritaskan pada anak/keluarga dukun.
2) Pendidikan bidan desa diprioritaskan pada anak/keluarga dukun.
Pembinaan kader
Kader adalah tenaga yang berasal dari masyarakat, dipilih
oleh masyarakat dan bekerjasama dengan masyarakat serta suka rela.
Adapun hal-hal yang perlu disampaikan dalam pembinaan kader adalah :
·
Pemberitahuan ibu hamil untuk
bersalin ditenaga kesehatan ( promosi bidan siaga)
·
Pengenalan tanda bahaya kehamilan,
persalinan dan nifas serta rujukannya
·
Penyuluhan gzi dan keluarga
berencana
·
Pencatatan kelahiran dan kematian
bayi atau ibu
·
Promosi tabulin, donor darah
berjalan,ambulan desa,suami siaga,satgas gerakan sayang ibu
4.
Bentuk PSM
a.
Polindes
Suatu tempat yang didirikan oleh
masyarakat atas dasar musyawarah serta kelengkapan dari PKMD di kelola oleh
bidan dibawah pengawasan dokter PKM setempat yang dipergunakan untuk memberi
pelayanan KIA-KB sesuai dengan kewenangan bidan yaitu kasus dan norma dan
resiko sedang
b.
Tabulin
Merupakan tabungan untuk membantu
bumil dan keluarganya pada saat menghadapi persalinan
c.
Dasolin
Adalah untuk masyarakat yang
pasangan usia subur juga ibu yang mempunyai balita dianjurkan menabung yeng
kegunaan untuk membantu ibu tersebut saat hamil lagi
d.
Poskesren
Merupakan peran pondok pesantren
dalam pembangunan kesehatan di wujudkan dengan pengumpulan dana dilingkungan
pondok pesantren diantaranya adalah posyandu asuhan tokoh agama, dana sehat
pondok pesantren, santri husada
5.
Pengembangan wahana / forum PSM
Berperan dalam kegiatan :
·
Posyandu
·
Polindes
·
Kelompok KIA
·
Dasa wisma
·
Tabungan ibu bersalin
·
Donor darah berjalan
·
Ambulan desa
Peran petugas
·
Sebagai pembimbing
yang member jalan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan oleh masyarakat tersendiri dengan cara yang efektif
yang member jalan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan oleh masyarakat tersendiri dengan cara yang efektif
·
Sebagai enabler
yaitu untuk memunculkan dan mengarahkan kesehatan yang ada dalam masyarakat untuk diperbaiki.petugas berfungsi sebagai salesman yang menawarkan jalan keluar
Sebagai ahli yaitu untuk memunculkan dan mengarahkan kesehatan yang ada dalam masyarakat untuk diperbaiki.petugas berfungsi sebagai salesman yang menawarkan jalan keluar
Memberikan keterangan dalam bidang yang dikuasai,beberapa fakta-fakta rekomendasi tentang apa yang harus dipilih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar