CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Minggu, 19 Mei 2013

IMUNISASI YANG DAPAT DIBERIKAN PADA BAYI DAN BALITA



IMUNISASI YANG DAPAT DIBERIKAN
PADA BAYI DAN BALITA

A.  KONSEP IMUNISASI
Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah penyakit tertentu (Hidaya 2005).
Vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang di masukan kedalam tubuh melalui suntikan seperti vaksin BCG, DPT, campak dan melaui mulut seperti vaksin polio.
Vaksinasi adalah suatu tindakan yang dengan sengaja memberikan paparan pada suatu antigen berasal dari suatu patogen. Tujuan vaksinasi adalah memberikan “infeksi ringan” yang tidak berbahaya, namun cukup untuk menyiapkan respon imun sehingga apabila terjangkit penyakit yang sesungguhnya dikemudian hari, anak tidak menjadi sakit karena tubuh dengan cepat membentuk anti bodi dan mematikan antigen/ penyakit yang masuk tersebut
Kekebalan pasif diperoleh dari luar tubuh bukan dibuat tubuh individu sendiri, contoh kekebalan dari janin dari ibu. Kekebalan pasif tidak berlangsung lama. Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat tubuh sendiri akibat terpajan pada antigen seperti imunisasi/ terpajan secara alamiah dan berlangsung lebih lama.
Tujuan pemberian imunisasi
1.         Mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang
2.         Menghilangkan penyakit tertenu pada sekelompok masyarakat (populasi)
3.         Menghilangkan penyakit tertenu dari dunia misalnya cacar

Jenis vaksin yang banyak digunakan di indonesia banyak macamnya, tetapi pada dasarnya vaksin dibuat dari :
a.     Vaksin dari kuman hidup yang dilemahkan
·           Vaksin campak dalam vaksin campak
·           Virus polio dalam jenis sabin pada vaksin polio
·           Kuman TBC dalam vaksin BCG
b.    Vaksin dari kuman yang dimatikan
·           Bakteri pertusis dalam DPT
·           Virus polio jenis salk dalam vaksin polio
c.     Vaksin dari racun/ toksin kuman yang dilemahkan
·           Racun kuman seperti Toxoid (TT), Diptheria Toxoid dalam DPT
d.    Vaksin yang terbuat dari protein khusus kuman
·           Vaksin yang terbuat dari protein seperti Hepatitis B

Untuk menggunakan vaksin, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah :
a.     Persyaratan pemberian vaksin
1.    Pada bayi dan anak yang sehat
2.    Pada bayi yang sedang sakit
·           Sakit keras
·           Dalam masa tunas suatu penyakit
·           Defisiensi imunologi
3.    Vaksin harus baik, disimpan dilemari es dam belum lewat masa berlakunya
4.    Pemberian imunisasi dengan tekhnik yang tepat
5.    Mengetahui jadwal vaksinasi dengan melihat umur dan jenis imunisasi yang telah diterima
6.    Meneliti janis vaksin yang akan diberikan
7.    Memperhatikan dosis yang akan diberikan

b.    Cara pengambilan vaksin dan penyuntikannya
1.    Bagian tengah tutup botol metal dibuka sehingga kelihatan karet
2.    Tutup karet didesinfeksi dengan desinfektan
3.    Ambil jarum yang steril dengan spetnya untuk menghisap vaksin kedalam spet
4.    Kulit yang akan disuntik dilakukan desinfektan
c.    Reaksi yang mungkin terjadi sesudah imunisasi
1.    Reaksi lokal
Biasanya terlihat pada tempat penyuntikan misalnya terjadi pembengkakan, kadang-kadang disertai demam, agak sakit. Ibu tidak usah panik sebab panas akan sembuh dan itu berarti kekebalan sudah dimiliki bayi
2.    Reaksi umum
Dapat terjadi kejang-kejang, shock dll. Pada keadaan ini ibu sebaiknya konsultasi dengan bidan/ dokter.

B.       IMUNISASI DASAR

1.        BCG ( Baccile Calmee Guerin )
Adalah vaksin hidup dibuat dari mycobacterium bovis yang dibiakkan selama 1-3 th, sehingga didapatkan basil yang tidak virulen,  tetapi masih memiliki imunogenitas. Vaksin BCG merupakan vaksin hidup sehingga tidak diberikan pada pasien imunokompromise jangka panjang ( leukimia, pengobatan steroid jangka panjang, HIV)
Vaksin BCG menimbulakan sensitifitas terhadap tuberculin berkaitan dengan reaksi imunitas. Tujuan imunisasi BCG tidak untuk mencegah TBC tetapi mengurangi risiko TBC berat seperti TBC meningitis dan TBC miliar. Vaksin BCG mengandung kuman Baccile calmette Guerin yang dibuat dari bibit penyakit/ kuman hidup yang sudah dilemahkan.
Vaksin diberikan pada bayi berumur kurang dari atau sama 2 bulan secara suntik intrakutan di daerah insersio muskulus deltoideus kanan, dosis untuk bayi umur kurang 1 th 0,05 ml dan anak umur 5 th dosisnya 0,10 ml. Efek proteksi terjadi 8-12 minggu setelah penyuntikan dan vaksin ini tidak boleh terkena sinar matahari disimpan pada suhu 2-8 C, tidak boleh beku serta vaksin yang telah diencerkan harus dibuang dalam 8 jam.
Imunisasi yang diberikan pada anak umur diatas 2 bulan harus dilakukan tes mantouk terlebih dahulu , untuk mengetahui apakah anak
Sebelum penyuntikan vaksin ini harus dilarutkan terlebih dahulu dengan 4cc pelarut/ NaCl 0,9%.sudah terjangkit penyakit TBC atau tidak, apabila positif (+) tidak perlu diberikan inumisasi karena kekebalan yang diperoleh anak tidak 100 %. Jadi kemungkinan anak akan menderita penyakit TBC ringan akan tetapi terhindar dari TBC berat, TBC tulang dan TBC selaput otak.
KIPI ( kejadian ikutan pasca imunisasi ) pada imunisasi BCG yakni ulkus local superficial 3 minggu setelah penyuntikan sembuh dalam 2-3 bulan dan meninggalkan bekas parut bulat berdiameter 4-8 mm, apabila dosis terlalu tinggi maka ulkus yang timbul lebih besar, penyuntikan yang terlalu dalam  membuat parut yang terjadi tertarik kedalam.
Kontraindikasi imunisasi BCG
·       Reaksi tes manoux lebih dari 5 mm
·       Sedang menderita HIV
·       Imunokompromise  akibat pengobatan kortokosteroid
·       Efek imuno supresif
·       Keganasan sum-sum tulang/ system limfe

Kontraindikasi pemberian BCG ini adalah anak yang sakit kulit/ infeksi kulit ditempat penyuntikan , anak yang telah terjangkit penyakit TBC atau anak yang menunjukan mantouk positif (+).

A.       Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemberian Imunisasi
Sebelum memberikan suntikan kepada bayi/ anak harus dijelaskan kepada ibunya, mengapa diberikan imunisasi dan jelaskan hal yang mungkin timbul setelah imunisasi, terutama tempat penyuntikan.
1.         Cara mempersiapkan vaksin
a.    Membuka ampul
Sebelum vaksin dibuka ampul diketukl-ketuk dahulu supaya semua vaksin turun kedasar ampul, kemudian ampul digergaji dengan cara :
·           Peganglah ampul antar ibu jari dan jari tengahjari telunjuk menekan leher ampul
·           Ambillah gergaji ampul dan gergaji lehernya sampai ampul terlepas secara melingkar
·           Bersihkan leher ampul dengan kapas alkohol dengan tujuan untuk menghilangkan serbuk gelas masuk kedalam vaksin
·           Lilitkan plastik/ plester pada leher ampul dengan erat untuk mencegah masuknya udara secara tiba-tiba waktu dipotong
·           Pertahankan ampul vaksin pada lehernya dengan berhati-hati keluarkan dari lilitan dan selanjutnya dilarutkan
b.    Cara melarutkan vaksin
Zat pelarut diisap dengan spet 10 cc sebanyak 4 cc dan kemudian dimasukan kedalam ampul vaksin BCG, tunggu sebentar sampai semua serbuk larut kemudian digoyang-goyang sampai vaksin ini larut secara merata
c.    Mengatur posisi bayi
·      Bayi dipangku ibunya, pakaian bayi yang menutupi lengan kanan atas dibuka
·      Tempat penyuntikan 1/3 bagian lengan kanan atas (Inertio Muscululus Deltoideus)
·      Isilah semprit dengan vaksin BCG sebanyak 0,05 ml
d.   Cara mengisi spet
·      Sediakan spet 1 cc
·      Masukan jarum kedalam ampul yang telah dibuka
·      Pada waktu mengisap vaksin dilebihikan sedikit (satu dosis) agar pada waktu membuang gelembung udara jumlah vaksin tetap satu dosis





2.        Cara penyuntikan BCG
a.    Bersihkan lengan dengan kapas alkohol
b.    Peganglah lengan kanan anak dengan tangan kiri sehingga tangan kita berada dibawah lengan anak. Lingkarkan jari-jari anda dan kulit lengan atas untuk meregang
c.    Pegang semprit dengan tangan kanan dengan lobang jarum menghadap keatas
d.   Letakkan jarum dan spet hampi sejajar dengan lengan anak
e.    Masukan ujung jarum kedalam kulit usahakan sedikit mungkin melukai kulit, posisi jarum 45 derjat intra cutan
·           Pertahankan jarum sejajar dengan lengan anak dan lobang jarum tetap menghadap keatas , sehingga hanya bagian atas jarum saja yang masuk kedalam kulit
·           Jangan menekan jarum terlalu lama dan jangan meregangkan ujung jarum terlalu menukik
f.     Letakkan ibu jari tangan kiri anda diatas ujung barel, lakukan aspirasi
g.    Pegang pangkal barel antara jari telunjuk dan jari tengah dan doronglah pinston dengan ibu jari tangan kanan anda
h.    Setelah vaksin habis jarumnya dicabut
i.      Bila vaksinasi BCG tepat maka akan timbul benjolan dikulit yang mendatar dengan kulit kelihatan pucat dan pori-pori jelas

3.    Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk vaksin BCG
·      Pelarut yang akan digunakan harus pada suhu 0-8 derjat celcius
·      Penyuntikan dilakukan intrakutan (dibawah kulit)
·      Sisa vaksin BCG yang sudah dilarutkan dan tidak digunakan lagi maka harus dibuang





2.        Hepatitis B
Vaksin diberikan IM dalam, pada neonatus dan bayi penyuntikan di anterolateral paha, sedangkan anak besar dan dewasa diregiodeloid. HB diberikan sedini mungkin setelah anak lahir. Jadwal HB
·      HB-1 saat anak lahir
·      HB-2 interval 1 bln dari HB-1
·      HB-3 interval minimal 2-5 bln dari HB-2
·      HB-4 umur 10-12 th
Dosis 0,5 ml IM
Reaksi KIPI berupa reaksi local yang ringan dan sementara kadang terjadi demam 1-2 hari

3.        Polio (Oral Polio Vaccine)
Tujuan pemberian vaksin polio adalah untuk mendapatkan kekekbalan terhadap penyakit poliomeilitis
v  Vaksin virus polio hidup oral berisi virus polio tipe 1, 2, 3 suku sabin yang masih hidup tetapi sudah dilemahkan. Vaksin digunakan rui sejak lahir sebagai dosis awal 2 tetes (0,1ml).
Imunisasi dasar umur 2-3 bln dalam dosis 3 terpisah berturut-turut dengan interval 6-8 minggu untuk mendapatkan imunitas jangka lama. Apabila OVP yang diberikan dimuntahkan dalam 10 menit maka dosi pemberian perlu diulangi. Virus vaksin akan menempatkan diri diusus dan memacu antibody dalam darah dan epielium usus, sehingga menghasilkan pertahanan local terhadap virus polio liar
Reaksi KIPI dari polio seperti gejala pusing, diare ringan dan nyeri otot.
Kontra indikasi  seperti penyakit akut/ demam, muntah atau diare hebat. Vaksin harus disimpan dalam suhu -25C, vaksin yang telah dipakai langsung dibuang tidak boleh disimpan sisanya. Warna vaksin yang baik merah muda sampai oranye muda ( sebagai indicator PH)


v  Inactived Poliomyelitis vaccine (IPV)
Merupakan antigen polio tipe 1,2,3 yang telah mati (vaksin salk) disimpan pada suhu 2-8C dan tidak boleh dibekukan, dosis 0,5 ml denagn suntikan subkutan dalam, tiga kali berturut-turut  dengan interval 2 bulan sehingga memberikan imunitas jangka panjang, Imunitas mucosal IPV lebih rendah dari OPV dan keduanya dapat dipakai bergantian.
Jadwal imunisasi polio :
·           Pada bayi umur 2-11 bulan diberi sebanyak 3 kali pemberian dengan dosis 2 tetes dengan interval 4 minggu
·           Pemberian ulangan pada umur 1 ½ - 2 th
·           Menjelang umur 5 th
·           Pada umur 10 th
Biasanya pemberian polio ini bersamaan dengan pemberian DPT akan tetapi intervalnya 2 jam. Kekebalan yang diberikan oleh vaksinasi polio sebesar 40-100%
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemberian vaksinasi polio :
1.      Menyiapkan vaksin polio
a.       Bukalah tutup metal dan tutup karet
b.      Pasanglah pipet plastik pada plakon
c.       Vaksin polio siap diberikan
2.      Mengatur posisi bayi dan cara pemberian vaksin
a.       Ibu disuruh menelentangkan bayi diatas pangkuannya dan memegangnya erat-erat
b.      Mulut anak dibuka dengan menggunakan 2 jari sambil menekan kedua pipi anak sehingga mulut terbuka
c.       Teteskan vaksin polio langsung dari pipet kedalam mulut anak sebanyak 2 tetes
3.      Hal-hal yang perlu diperhatikan
a.       Dosis 2 tetes sebanyak 3 kali pemberian dengan selang waktu 4 minggu
b.      Buanglah sisa vaksin yang telah dipakai dilapangan

4.        DPT (Difteri, Perusis, Tetanus)
Tujuan pemberian vaksin ini adalah untuk memberi kekebalan aktif yang bersamaan terhadap penyakit difteri, pertusis dan tetanus.
Vaksin pertusis terbuat dari kuman Bordetella pertusis yang telah dimatikan dengan vaksin difteria dan tetanus.
Vaksin tetanus dikenal 2 macam vaksin yaitu :
1.    Vaksin yang digunakan untuk imunisasi aktif aialah Toxoid tetanus kuman tetanus yang telah dilemahkan ada 3 macam :
·      Kemasan tunggal (TT)
·      Kemasn dengan vaksin difteri (DT)
·      Kemasan dengan vaksin difteri dan tetanus pertusis (DPT)
2.    Kuman yang telah dimatikan yang digunakan untuk imunisasi pasif yaitu ATS – Anti Tetanus Serum.

Diberikan 3 x umur 2 -12 bln dengan jarak 4-6 minggu. Pemberian DPT ulangan yaitu setelah 1 tahun jaraknya dari DPT 3 yaitu DPT4, DPT5 diberikan umur 5 th, DP6 umur 12 th.  Dosis 05 ml IM atau Sub Kutan dan penyimpanan pada suhu 2-8C.
Kekebalan yang diperoleh dari vaksinasi DPT adalah :
·       Vaksin dipteri 80-95 %
·       Vaksin pertusi 50-60 %
·       Vaksin tetanus 90-95 %

KIPI dari pemberian DPT
·       Difteri : sulit dibuktikan, Hi: reaksi lokal, perkreatifitas
·       Pertusis : kemerahan, bengkak,demam, nyeri, kejang, nyeri
·       Teanus : reaksi lokal, kemerahan, bengkak, nyeri

Kontra indikasi pada pemberian DPT ini adalah bila anak sedang sakit parah, riwayat kejang bila demam, panas tinggi yang lebih dari 38 C, penyakit gangguan kekebalan (defisiensi immunologik)
Untuk pemberian Vaksinasi DPT yang dipersiapkan sebagai berikut :
1.      Menyiapkan vaksin DPT
a.       Sebelum membuka vaksin lihat terlebih dahulu labelnya
b.      Kocok terlebih dahulu flakonnya sehingga endapan tercampur
2.      Cara mengisi semprit DPT
a.       Buka tutup metal dengan menggunakan gergaji ampul
b.      Usaplah karet penutup flakon dengan kapas basah
c.       Ambil spet 2 cc
d.      Isaplah udara 0,6 cc
e.       Tusukan jarum kedalam flakon melalui tutup karet
f.       Masukan udara kedalam flakon dan isaplah vaksin sebanyak 0,6 cc kedalam spet
g.      Cabut jarum dari flakon, spet ditegak luruskan keatas untuk melihat gelembung udara, apabila ada gelembung udara ketuklah pelan-pelan supaya gelembung naik keatas, lalu dorong piston sampai ukuran 0,5 cc
h.      Gunakan satu spet steril untuk setiap satu suntikan
3.      Mengatur posisi bayi
a.       Bayi dipangku oleh ibunya
b.      Tangan kiri ibu merangkul bayi, menyangga kepala, bahu, dan memegang sisi luar tangan kiri bayi
c.       Tangan kanan bayi melingkar kebadan ibu
d.      Tangan kanan ibu memegang kaki bayi dengan kuat
4.      Cara penyuntikan
a.       Tempat yang paling baik untuk suntikan adalah dibagian paha sebelah luar
b.      Letakkan ibu jari dan telunjuk pada posisi yang akan disuntik
c.       Peganglah otot paha diantara jari-jari telunjuk dan ibu jari
d.      Bersihkan lokasi suntikan dengan kapas alkohol
e.       Tusukkan jarum tegak lurus kebawah kulit, lalu lakukan aspirasi
f.       Dorong pangkal piston dengan ibu jari untuk memasukan vaksin
g.      Cabut jarumnya
5.      Hal-hal yang perlu diperhatikan
a.       Pemberian tiga kali dengan dosis 0,5 cc dengan interval 4 minggu secara intra muskular
b.      Vaksin yang digunakan jangan sampai beku
c.       Sisa vaksin yang sudah dibuka harus dibuang

5.        Campak
Tujuan pemberian imunisasi campak adalah untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit campak. Vaksin campak mengandung virus campak hidup yang sudah dilemahkan. Vaksin campak yang digunakan dinidonesia dapat diperoleh dalam kemasan kering tunggal atau dikombinasikan dengan vaksin gondongan / mumps dan rubella (campak jerman), di amerika dikenal dengan nama MMR (Meales, Mumps, Rubella)
Vaksin campak diberikan umur 9-11 bulan, dosis 0,5 ml Subcutan pemberian ulangan pada usia 5-6 th. Apabila pemberian vaksinasi ini kurang 9 bulan maka pemberian ulangan dilakukan umur 15 bulan. Tujuannya unuk mencegah penyakit campak
Kekebalan yang dapat diperoleh sekitar 96-99 %
KIPI pemberian campak :
·       Rasa tidak nyaman
·       Demam
·       Kemerahan
·       Pilek

Efek samping yang sangat jarang terjadi kejang yang rinagn dan tidak berbahaya pada hari 10 – 12 setelah penyuntikan. Dapat terjadi radang otak dalam 30 hari setelah penyuntikan, tetapi kejadian ini  jarang terjadi.
Kontra indikasi adalah anak yang sakit parah, menderita TBC tanpa pengobatan, defisiensi gizi dalam derajat berat defisienci kekebalan, demam yang lebih 38 C, anak yang mempunyai riwayat kejang diberikan pengawasan dokter.
Hal-hal yang harus dilakukan pada pemberian imunisasi campak :
  1. Cara melarutkan imunisasi campak
a.       Cek ;abel flakon vaksin berapa cc yang dibutuhkan
b.      Ambil spet 5 cc
c.       Spet yang digunakan hanya untuk oplos vaksin dan bukan untuk menyuntik
d.      Buka ampul/ flakon yang diperlukan
e.       Sedot pelarut kedalam sppet
f.       Bersihkan tutup flakon dengan kapas basah dan masukan pelarut dalam vaksin campak
g.      Kocoklah sampai vaksin benar-benar tercampur
  1. Mengatur posisi bayi
a.       Dudukan bayi dipangkuan ibunya
b.      Lengan kanan bayi dilipat diketiak ibunya
c.       Ibu menopang kepala bayinya
d.      Tangan kiri ibu memegang tangan kiri bayi
  1. Mengisi semprit
a.       Ambil spet 1 cc
b.      Bersihkan tutup karet flakon yang akan digunakan dengan kapas alkohol
c.       Hisap 0,6 cc vaksin kedalam spet
d.      Spet ditegak luruskan keatas untuk melihat gelembung udara apabila ada
e.       Gelembung udara diketok-ketok pelan sehingga gelembung udara naik keatas, lalu dorong pinston agar udara keluar. Vaksin  segera disuntikan kepada anak
  1. Cara penyuntikan vaksin campak
a.       Tempat yang disuntikan adlah 1/3 bagian lengan atas
b.      Ambil sedikit kapas alkohol lalu bersihkan tempat yang akan disuntikkan
c.       Jepitlah lengan yang akan disuntik dengan jari-jari tangan kiri
d.      Masukan jarum kedalam kulit yang dijepi dengan sudut kira-kira 30 derjat terhadap lengan, jangan masukan jarum terlalu dalam dan kontrol jarumnya dengan cara menarik pinstonnya untuk meyakinkan jarum tidak mengenai pembuluh darah. Bila ada darah maka jarumnya dicabut dan dipindahkan ketempat lainebanyak 0,5 cc
e.       Tekan pistonnya perlahan-lahan
f.       Cabut jarum dan usaplah bekas suntikan dengan kapas alkohol untuk membersihkan kulit

C.  IMUNISASI ANJURAN

1.    Haemophilus Influenza Tipe B (Hib)
Dibuat dari kapsul polyribosyribitol phosphate (PRP) dan terbagi 2 :
·       PRP-T diberikan umur 2, 4, 6 bulan
·       PRP-OMP diberikan umur 2 dan 4 bulan

Dosis HIB 0,5 ml inramuskular pemberian ulangan umur 18 bulan, apabila anak dating usia 1-5 th maka diberikan 1 kali saja.

2.    Pneumokokus
Tujuannya untuk mengurangi mortalitas akibat pneumokokus invasive adalah pneumonia, bakteriemia dan meningitis. Vaksin ini di anjurkan diberikan pada usia 65 th, seorang dengan esplenia,pasien imunokompromose dan kebocoran cairan serebrospinal
Dosis 05 ml IM atau sub kutan didaerah deltoid aau paha anterolateral. KIPI nya nyeri ringan pada tempa sunikan.

3.    Influenza
Mengandung virus yang tidak aktif. Terdapat dua vaksin yaitu whole-virus dan split-virus vaccine, vaksin yang diajurkan unuk anak-anak yaitu split virus vaccine karena tidak menyebabkan demam tinggi.
Vaksin ini diajurkan pada penderita asma,  penyaki jantung,  erinfeksi HIV dan lain-lain

4.    Measles,  Mumps,  Rubella ( MMR)
Merupakan vaksin kombinasi mengandung vaksin hidup berbrntuk suspense kering yang bertujuan untuk mencegah penyaki campak,  gondongan dan rubella, disimpan dalam suhu 2—8 C atau lebih terlindung dari sinar matahari. Vaksin kehilangan potensi pada suhu 22-25C, dosis 0,5 ml IM atau subkutan diberikan pada anak umur 15-18 bln. Apabila anak telah mendapatkan MMR  pada usia 12-18 bl maka imunisasi campak 2 tidak perlu diberikan lagi
KIPI nya ruam, demam dan lain-lain

5.    Tifoid
Terdapat dua jenis vaksin demam tifoid yaitu vaksin suntikan diberikan  IM atau sub kutan dosis 0, 5 ml pada umur lebih 2 tahun dan vaksin tifoid oral dikemas dalam bentuk kapsul disimpan pada suhu 2-8C dan diberikan pada umur diatas 6 tahun dalam 3 dosis dengan interval selang sehari (1, 3, 5). Vaksin diminum 1 jam sebelum makan dengan minuman tidak lebih 37C kapsul harus ditelan dan tidak boleh dipecah karena dapat rusak oleh asam lambung
KIPI nya bengkak, nyeri , kemerahan ditempat penyuntikan.

6.    Hepatitis A
·      Imunisasi pasif  dosis 0,002 ml/kg BB IM, pada anak besar dan dewasa dosis 5 ml, sedangkan pada anak kecil atau bayi tidak melebihi 3 ml
·      Imunisasi aktif dibuat dari virus yang dimatikan, dosis 720 U diberikan dua kali IM di daerahdeloid. Vaksin diberikan usia 2 th atau lebih, dosis ulang 6-12 bln setelah pemberian dosis pertama. Reaksi local ringan seperti demam

7.    Varisela (cacar air )
Merupakan virus hidup varisela zoster yang dilemahkan dalam benuk bubuk kering dan disimpan pada suhu 2-8C, afekivitasnya tidak diragukan lagi tapi harganya mahal.
Pemberian pada anak hanya perlu satu dosis tapi pada  dewasa buuh dua dosis vaksin selang 1-2 bulan. Vaksin dapat diberikan bersamaan dengan MMR IDAI merekomendasikan vaksin ini diberikan pada usia 10-12 th dosis tunggal 0,5 ml subkutan. Untuk anak yang kontak dengan penderita varisela vaksin ini dapat diberikan dalam waku 72 jam setelah kontak, unuk anak umur lebih dari 13 h atau dewasa diberikan 2x dengan jarak 4-8 minggu.
Reaksi KIPI nya berupa demam dan ruam papul-vesikel ringan, kontra indikasi demam tinggi hitung limfosit kurang dari 1200/µI, alergi neomisin dan lain-lain.

KESIMPULAN

1.         Imunisasi dasar yang dapat diberikan pada bayi dan balita adalah :
v  BCG
v  DPT
v  Polio
v  Hepatitis B
v  Campak

2.        Imunisasi anjuran yang dapat diberikan pada bayi dan balita adalah :
v  Haemophilus Influenza Tipe B (Hib)
v  Pneumokokus
v  Varisela
v   Hepatitis A
v   Measles,  Mumps,  Rubella ( MMR)
v  Influenza
v   Tifoid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar